Selasa, 09 November 2010

KEBENARAN-KEBENARAN IMAN KRISTEN

I. ALLAH BAPA

A. PRIBADI-NYA
Kalau berbicara mengenai pribadi Allah sangat sulit, karena pribadi menurut pandangan manusia memiliki pengertian yang tidak pas, karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sedangkan kata ”Pribadi” tampaknya terbatas dan tidak bisa melakukan sesuatu dalam waktu yang sama. Seperti yang Allah lakukan, memang sulit berbicara mengenai pribadi Allah, tetapi Alkitab sendiri banyak menjelaskan tentang Pribadi Allah
Dalam ajaran yang benar harus ada persekutuan antara yang menyembah dan yang disembah, yaitu antara manusia dengan Allah secara pribadi. Bila Allah bukan satu pribadi tentu manusia tidak dapat bersekutu dengan Dia. Demikian juga kalau manusia bukan satu pribadi tentu tidak ada persekutuan antara Tuhan dan manusia. Allah adalah pribadi dalam hal itu banyak dibuktikan oleh Alkitab
Ketika berbicara mengenai pribadi kita harus tahu apa itu pribadi yang dimaksud pribadi memiliki 3 hal yaitu pengetahuan, perasaan, dan kehendak
a. memiliki pengetahuan artinya Tuhan tahu segala sesuatu dalam diri-Nya dan manusia bahkan seluruh ciptaan-Nya (Ams. 15:3; Yer. 29:11; Ibr. 4:13)
b. memiliki perasaan, artinya Ia bisa senang, marah, kecewa, sedih, dan sebagainya (Mzr. 33:5; Ibr. 4:13; Yak. 5:11)
c. Memiliki kehendak artinya Ia sebagai pribadi yang mempunyai keinginan dalam diri-Nya yang harus dilaksanakan Dia (Mzr. 115:3; Yes. 46:10; Dan. 4:35; Mat. 19:26)
Allah adalah pribadi yang hidup, dalam Yeremia 10:3-9, menjelaskan bahwa Allah tidak sama dengan berhala-berhala yang sebenarnya hanya benda-benda mati, bukan satu pribadi. Berhala tidak dapat berbicara, berjalan, berbuat baik dan jahat, akan tetapi Tuhan (Yahwe) lebih dari berbudi dari pada semua yang berbudi dan Ia adalah yang hidup, Raja yang kekal, satu pribadi yang bisa marah. Dalam Kis. 14:15, Rasul Paulus berkata tentang Allah yang hidup, Paulus menjelaskan bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup. Ia mendengar, melihat, berperasaan, bekehendak, bekerja dan Ia merupakan satu pribadi yang hidup. Allah harus dibedakan dengan berhala-berhala yang sebenarnya hanyalah berbeda mati yang bukan satu pribadi. Allah harus dibedakah dari mahluk-mahluk yang Ia ciptakan, Ia adalah satu pribadi. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah satu pribadi. Dan setiap pribadi mempunyai pengetahuan/intelektual akan dirirnya sendiri dan mempunyai kehendak sendiri. Pengetahuan tentang diri-Nya sendiri bukan hanya sekedar pengetahuan biasa, manusia punya pengetahuan sedikit dan manusia mempunyai kuasa untuk mengambil keputusan dan melakukan sesuatu, menyadari keadaan dirinya. Semua perbuatan manusia ditentukan dan dikendalikan dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan Allah adalah satu pribadi yang mengetahui keadaan diri-Nya sendiri, seluruh mahluk ciptaan-Nya dan mempunyai kehendak diri secara sempurna. Ketika Tuhan memperkenalkan diri_nya kepada Musa dalam Kel. 3:14, ”Aku adalah Aku”. Maksud dari perbuatan ini menunjukkan bahwa Allah adalah satu pribadi. Dan setiap nama yang Tuhan sebutkan yang tertulis dalam Alkitab hanya menyatakan Ia adalah satu pribadi. Dalam Alkitab sangat dijelaskan perbedaan Allah Israel yang mahakuasa dan Illah bagi kafir. Perbedaan Allah yang hidup dan berhala yang mati, Allah mempunyai sifat-sifat pribadi yang nyata (Kej. 6:6; 1 Raj. 11:9; Ul. 6:25; Why. 6:160 dan masih banyak lagi buktnya dalam Alkitab.

B. KARYA-NYA
Bila berbicara mengenai karya allah, kita semua percaya bahwa semua yang ada dalam alam semesta dan sesuai yang terjadi adalah karya Allh.
a. Karya-Nya dalam penciptaan.
Sejak zaman dulu manusia telah berusaha memecahkan ”teka-teki” alam semesta ini. Ilmu engetahuan ataupun akal manusia tidak sanggup memecahkan masalah ini. Pemecahan teka-teki asal mula alam semesta ini harus datang dari Alkitab dan harus diterima dengan iman.
Banyak ayat Alkitab berbicara mengenai penciptaan langit dan bumi yang mula-mula dan penciptaan seluruh umat manusia oleh Allah. Bahkan hampir seluruh Alkitab yang menerangkan bahwa allah adalah penciptaan langit dan bumi beserta segalanya. Orang percaya mengakui bahwa penciptaan dilaksanakan melalui kehendak yang berdaulat serta hasil karya Allah yang mahatinggi, Dia hadir didalam ciptaan-Nya.
b. Karya-Nya dalam pemeliharaan atas semua ciptaan_nya.
Sesudah Tuhan selesai menciptakan alam semesta ini apakah Ia akan meninggalkan begitu saja, sebagaimana seorang tukan pembuat jam setelah jam itu jadi lalu ditinggalkan dianggap pekerjaannya sudah selesai. Pemilihan Allah dikenal dengan istilah Providensia memiliki arti melihat/mengetahui sebelumnya. Alkitab lebih banyak berbicara tentang pekerjaan Allah dalam memelihara ciptaan-Nya dari pada tentang pekerjaan Allah dalam penciptaan. Allah menjalankan pemerintahan yang berdaulat atas segenap ciptaan-Nya. Allah memerintah dunia dengan maksud untuk membahagiakan mahluk ciptaan-Nya.



II. ALLAH ANAK

A. PRIBADI-NYA
Yesus Kristus adalah satu pribadi, tetapi Ia memiliki dua sifat, yaitu sifat Ilahi dan sifat manusiawi. Dia adalah Allah sejati dan manuia sejati terdiri atas tubuh dan jiwa rang rasional. Ia sehakikat dengan Bap[a dalam keAllahhan-Nya dan sehakikat dengan manusia dalam kemanusiaan-Nya, kecuali dosa. Perbedaan antara dua tabiat dalam diri Yesus Kristus tidak berkekurangan ketika dipersatukan, namun keistimewaan masing-masing tabiat /sifat itu tetap terpelihara sekalipun disatukan didalam diri Yesus Kristus. Yesus tidak terbagi menjadi dua pribadi, Ia adalah satu pribadi yaitu Anak Allah.
Bila mempelajari tentang pribadi Kristus sangatlah sulit karena kepribadian-Nya sangat uni, tidak ada satupun oknum lain yang sama dengan Dia. Kristus memiliki dua tabiat yang dalam diri-Nya dan ini memberikan suatu pemahaman bahwa Yesus adalah satu pribadi bukan dua. Jangan kita berpandangan yang salah tntang ini. Yesus adalah sepenuhnya manusia dan sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah satu pribadi yang dicuptakan Allah menurut rupa dan gambar Allah (Kej. 2:28), dan pasti manusia adalah mahluk yang berpribadi. Kristus pada saat yang sama memiliki sifat-sifat yang kelihatannya bertolak belakang. Misalnya Ia bisa lemah tetapi Mahakuasa, Ia bertambah dalam pengegahuan-Nya tetapi Ia mahatahu, terbatas tetapi tidak terbatas dan lain-lain. Bila dilihat ketika Yesus berbicara tentang diri-Nya sendiri sebagai satu pribadi yang utuh, tetapi kita akan melihat bahwkan sebenarnya tidak ada sesuatu yang menunjukkan gejala keterbelahan dalam kepribadian-Nya tersebut. Alkitab menuliskan bahwa setiap orang yang berbicara dengan Dia menganggap sebagai seorang pribadi yang utuh/tunggal dan tidak terbelah. Bila kita berbicara tentang kesadaran-Nya sangat jelas bahwa kdalam kesadaran diri yang Ilahi Yesus senantiasa sadar akan keilahian-Nya, seperti juga kesadaran akan kemanusiaan-Nya dan itu selalu beroperasi penuh dan kedua tabiat-Nya itu tidak pernah bertentangan. Begitu juga dengan kehendak-Nya. Kehendak manusiawi pasti ingin menjahui salib dan sebaliknya kehendak yang Ilahi pasti ingin menjahui hal menjadikan dosa. Tetapi Alkitab mencatat bahwa kehendak Yesus selalu untuk melakukan kehendak bapa-Nya yang di sorga (Ibr. 10:7,9).

B. KARYA-NYA
Yesus Kristus sebagai pribadi kedua allah Tritunggal mempunyai karya yang telah diselesaikan sejak awal dunia ini dan Alkitab mencatat termasuk pekerjaan utama-Nya sebagai penebus untuk membebaskan manusia dari dosa yang mengikat pada saat datang kedunia. Dan Alkitab juga mencatat bahwa Ia akan menyelesaikan sisa pekerjaan-Nya setelah naik ke sorga dan akan datang kembali kedunia serta menjadi hakim yang adil dan memberikan anugerah hidup yang kekal bagi umat-Nya di sorga.
Hal-hal yang dikerjakan Allah Anak sebagai pribadi Allah Tritunggal:
a. Sebagai pencipta
Keita jangan berpikir yang menciptakan alam semesta ini hanya allah Bapa tetapi ketiga Allah Trinitas juga terlibat dalam penciptaan tepat seperti yang Alkitab katakan: bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Dia ... (Yoh 1:3) dan didalam Dia telah diciptakan segala sesuatu ... (Kol. 1:16-17).
Firman Tuhan diatas memberikan pemahaman dimana Yesus Kristus dalam keEsaan dan keTritunggalan-Nya, sangat memiliki peranan penting dalam proses penciptaan. Allah Tritunggal, oleh kehendak-Nya sendiri dan untuk kemuliaan-Nya sendiri tlah menciptakan alam semesta tanpa menggunakan suatu benda yang kelihatan maupun tidak kelihatan.
b. Sebagai Mesias dan Penebus dosa
Salah satu dari pekerjaan Yesus yang akan digenapi dimasa mendatang adalah kedatangan-Nya yang kedua kali untuk menjadi Hakim dan Raja. Pekerjaan dimaksud akan digenapi setelah Ia menyelesaikan tugas-Nya didunia untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, sehingga Ia mati diatas kayu salib dan pada hari ke-3 Ia bangkit diantara orang mati. Dan Ia naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi umat pilihan-Nya (Yoh. 40:1-31), serta akan datang dari sorga untuk yang kedua kalinya demi menjalankan peran-Nya sebagai Raja dan Hakim.
c. Sebagai penggenapan rencana Allah
Yesus adalah bagian dari rencana dan ketetapan-Nya sehingga Yesus Kristus ada sejak kekekalan masa lampau. Alkitab menulis tentang Yesus yang diutus dan datang dari atas (Yoh. 3:17, 31). Artinya Dia turun dari sorga untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Dia (Yoh. 6:38). Inkarnasi Kristus adalah suatu rencana dan ketetapan allah dan semua dan bukan terjadi sesudah manusia jatuh dalam dosa. Karena Kristus adalah pribadi yang akan menggenapi semua rencana Allah, maka banyak ayat-ayat ki PL mencatat kedatangan Kristus sudah dipersiapkan oleh Allah.
d. Sebagai korban pendamaian
Tujuan kedatangan Kristus dedunia adalah untuk menebus manusia dari dosanya melalui kematian dan pengorbanan-Nya. Karena manusia telah putus hubungannya dengan Allah karena dosa dan sangat perlu didamaikan kembali. Pendamaian adalah penghapusan kemurkaan dimana murka Allah diredahkan melalui Yesus Kristus, Allah telah mendamaikan diri-Nya dengan manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa kematian Yesus meruupakan suatu penetapan Allah untuk menyediakan penebusan sehingga terjadilah rokonsiliasi antara Allah dengan manusia. Yang dimaksud dengan rekonsiliasi adalah Allah memberikan damai yang sebelumnya adalah permusuhan dan allah memulihkan manusia pada persekutuan dengan diri-Nya sendiri. Jadi kematian Kristus menyediakan pendamaian, artinya bahwa tuntutan allah akan kebenaran demi Allah yang kudus telah dipuaskan sepenuhnya oleh Kristus.


III. ROH KUDUS

A. PRIBADI-NYA
Roh Kudus adalah salah satu dari pribadi Allah Tritunggal. Dalam membahas tentang pribadi Roh Kudus kita jangan berpikir bahwa personalitas (kepribadian) dapat eksis hanya dalam diri manusia, karena personalitas hanya dapat direalisasikan dengan keberadaan yang terbatas bukan pada yang tidak terbatas. Banyak para teolok mempunyai pandangan yang keliru pribadi Roh Kudus, mereka mengatakan bahwa Roh Kudus hanyalah suatu bentuk kuasa Allah atau pekerjaan Allah dan Roh Kudus merupakan satu pribadi dengan Bapa atau Kristus. Tetapi bila kita mempelajari sama seperti Allah Bapa dan Allah Anak, namun hal seperti ini bukan berarti Bapa bukanlah Anak, Anak bukanlah roh Kudus dan roh Kudus adalah allah. Roh Kudus seperti yang saya jelaskan diatas pasti memiliki sifat-sifat suatu pribadi sebagaimana manusia memiliki pribadi/personalitas.
a. Ia memiliki emosi berarti memiliki perasaan, kesadaran dan kemampuan untuk memberikan tanggapan pada sesuatu (Ef. 4:30; Yes. 63:10). Karena Roh Kudus memiliki emosi maka Ia dapat didukakan pada waktu orang percaya berdosa, Ia bisa marah, dan lain-lain.
b. Ia memiliki pengetahuan/intelaktual, berarti mengetahui apa yang ada dalam diri Allah dan setiap rencana serta ketetapan-Nya, Ia tahu, apalagi dengan manusia pasti Ia tahu semuanya.
c. Ia memiliki kehendak artinya Ia memiliki kuasa yang berdaulat dalam pemilihan dan keputusan-Nya. Roh Kudus juga berkuasa memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Sangat jelas Alkitab mencatat bahwa Roh Kudus memiliki emosi, pengetahuan, dan kehendak sebagai mana dari pribadi yang sejati.

A. KARYA-NYA
Setelah berbicara tentang pribadi Roh Kudus kita akan beralih pada karya-Nya mulai dari masa lampau sampai akan datang. Roh Kudus yang Alkitab catat karya-Nya yang sama dengan karya Allah Bapa dan Allah Anak.
1. Dalam penciptaan dan pemeliharaan-Nya
Menurut Alkitab penciptaan dilakukan oleh 3 Oknum Tritunggal yaitu Bapa (Why 4:11), Anak (Yoh. 1:3) dan Roh Kudus (Kej. 1:2). Dalam Ayub. 33:4; Elihu berkata ”Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup”, dari ayat ini mengindikasikan bahwa Roh Kudus terlibat dalam penciptaan. Roh Kudus juga tidak hanya terlibat dalam penciptaan, tetapi juga dalam pemeliharaan-Nya.
2. Karya-Nya dalam diri orang tidak percaya
Roh Kudus juga berkarya dalam dunia orang-orang yang tidak percaya. Ia berkarya secara aktif melalui orang-orang untuk melaksanakan berbagai tujan-Nya, yaitu menginsafkan dunia akan dosanya serta keperluan mereka akan keselamatan dan Ia mengendalikan derta mengawasi arah kejahatan.
3. Karya-Nya dalam diri orang percaya
a. Mengajar : Kristus berjanji akan mengutus seorang ”penolong yang lain” (Yoh. 14:16). ”Yang lain” menekankan bahwa Roh Kudus akan menjadi penolong yang serupa dengan Kristus. Kristus telah mengajar murid-murid-Nya demikian pula roh Kudus akan mengajar mereka (Yoh. 14:26).
b. Bersaksi: Yesus berjanji pada murid-murid-Nya bahwa Roh Kudus ”akan memberikan kesaksian tentang Aku” (Yoh. 15:26). Roh Kudus akan bersaksi tentang pengajaran Yesus bahwa Ia telah datang dari Bapa dan telah menyatakan kebenaran Allah.
c. Membimbing: Yesus mendeklarasikan bahwa pada waktu Roh Kudus datang, Ia akan membimbing mereka semua pada kebenaran (Yoh. 6:13). Jadi, Roh Kudus bisa digambarkan seperti seorang pemandu atau pemimpin perjalanan menuju pada wilayah asing bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan, tetapi dikenal oleh pemandu itu. Demikianlah Roh Kudus membimbing orang percaya bahkan lebih dari pemandu.
d. Menyediakan : Ydlm Yoh. 16:18; Yesus mendeklarasikan masa depan pelayanan Roh Kudus, yaitu ”meyakinkan dunia”. Roh Kudus bertindak sebagai pengacara Ilahi yang menyatakan dunia tentang dosa, kebenaran dan penghakiman.
e. Melahirbarukan : ketika seseorang telah mengalami kelahiran baru berarti dilahirkan oleh Roh Kudus. Yesus telah memberikan hidup kepada orang percaya (Yoh. 5:21), demikian juga dengan Roh Kudus melahirbarukan manusia (Tit. 3:5)
f. Pendoa syafaat : pada saat orang percaya sedang lemah, Roh Kudus menyerukan keluhan orang percaya dan berdoa atas nama orang percaya (Rm. 8:26). Allah mengerti doa syafaat Roh Kudus dan menjawab doa dan bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan hidup orang percaya telah berdoa bagi Anak Allah (Rm. 8:18). Kristus juga berdoa syafaat bagi orang percaya dan Roh Kudus juga berdoa bagi orang lain. Jadi pribadi yang berdoa syafaat. Benda mati tidak bisa menjadi juru syafaat bagi orang lain, seorang pribadilah yang menjadi juru syafaat.


IV. MANUSIA

A. PENCIPTAAN
1. Didahului oleh suatu perundingan ilahi.
Kej 1:26-27 (26) Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka”.
Arti kata ‘kita’ dalam Kej 1:26:
1. Arti yang salah: ‘kita’ = Allah + malaikat.
Arti ini jelas salah, karena ini akan berarti bahwa:
 manusia diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.
 malaikat = co-creator / rekan pencipta dari Allah!
2. Arti yang benar: ‘kita’ = pribadi-pribadi dalam diri Allah Tritunggal.
Jadi jelas bahwa Kej 1:26 menunjukkan bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, terjadi semacam perundingan dalam diri Allah! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya pada waktu Allah menciptakan hal-hal yang lain. Ini menunjukkan bahwa sesuatu yang unik dan istimewa akan terjadi, yaitu penciptaan manusia!
2. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
 Gambar dan rupa (Image and likeness).
Ada yang membedakan dua istilah ini berdasarkan arti katanya.
Tetapi pembedaan ini jelas salah, karena dua kata ini digunakan secara bergantian / bisa dibolak-balik (interchangeable).
Kej 1:26 - gambar dan rupa (image and likeness).
Kej 1:27 - gambar (image).
Kej 5:1 - rupa (likeness).
Kej 9:6 - gambar (image).
1Kor 11:7 - gambar (image).
Kol 3:10 - gambar (image).
Yak 3:9 - rupa (likeness).
Karena kata ‘image’ dan ‘likeness’ bisa dibolak-balik dan demikian juga kata depan ‘in’ dan ‘after’, maka tidak ada alasan untuk membedakan antara ‘in our image’ dan ‘after our likeness’. Ini hanya suatu kebiasaan orang Ibrani dalam menyatakan sesuatu, dimana mereka sering menyatakannya, lalu mengulang dengan kata-kata yang berbeda tetapi yang artinya sama.
3. Manusia adalah gambar dan rupa Allah.
Artinya semua manusia adalah copy dari Allah, dan karenanya manusia mirip dengan Allah. Tentu kemiripan ini tidak terjadi dalam segala hal, karena Allah mempunyai sifat-sifat yang tidak bisa diberikan kepada orang lain (incommunicable attributes), seperti:
sifat self-existent (ada dengan sendirinya).
sifat tetap / tak bisa berubah.
sifat tak terbatas (maha ada).

B. KEADAANNYA
1. Sebelum jatuh ke dalam dosa
Dalam penjelasan diatas bahwa manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Hal-hal yang tercakup dalam ”gambar dan rupa Allah” dalam diri manusia sebelum jatuh kedalam dosa yang menunjukan bagaimana keadaan manusia sebelum jatuh dalam dosa.
a) Original righteousness (= kebenaran yang semula) yang terdiri dari pengetahuan, kebenaran, dan kekudusan yang benar. Jadi, manusia diciptakan tidak sekedar dalam keadaan tidak berdosa (innocent) / netral secara moral. Manusia diciptakan dengan suatu kesucian yang positif (positive holiness). Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia itu sempurna.
b) Allah adalah makhluk berakal. Manusia juga adalah makhluk berakal karena manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah.
Binatang hanya mempunyai naluri, bukan akal [Ayub 39:16-20 (Inggris: Job 39:13-17) Maz 32:9 Maz 49:21 Maz 73:22 Yudas 10]. Karena itu binatang tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Contoh:
• ikan / katak dalam berenang. Bandingkan dengan manusia yang bisa berenang dalam bermacam-macam gaya yang mereka ciptakan sendiri.
• harimau / singa dalam menangkap mangsa. Bandingkan dengan manusia dalam mencari nafkah.
• burung berkicau. Bandingkan dengan manusia dalam menyanyi yang bisa menggunakan suara 1, 2, 3, dan 4. Tidak ada burung-burung dimanapun yang bisa melakukan hal itu
• burung / binatang dalam membuat sarang. Bandingkan dengan manusia dalam membuat rumah yang begitu bervariasi.
• binatang makanannya terus sama. Bandingkan dengan manusia dalam menciptakan bermacam-macam makanan.
Jadi, akal adalah sesuatu yang sangat membedakan manusia dari binatang! Ada banyak orang Kharismatik yang mengatakan bahwa kita harus membuang akal, karena kalau tidak maka kita tidak akan terbuka terhadap pekerjaan Roh Kudus, persekutuan terindah dengan Tuhan tidak bisa terjadi, dan juga mujijat-mujijat tidak bisa terjadi. Ini salah dan tidak alkitabiah! Pembuangan akal seperti ini menjadikan kita seperti binatang! Kita memang tidak boleh bersandar pada akal (Amsal 3:5), tetapi itu tidak berarti bahwa kita harus membuang akal.
c) Manusia adalah makhluk bermoral (moral being).
Binatang bukanlah makhluk bermoral dan karena itu untuk binatang tidak ada dosa atau suci, baik atau jahat. Tetapi manusia adalah makhluk bermoral (seperti Allah, malaikat, setan), karena itu ada dosa / suci, baik / jahat. Kalau saudara tidak memperdulikan dosa / suci, baik / jahat, dsb, maka saudara menjadi seperti binatang.
d) Manusia adalah makhluk rohani.
Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah. Jadi, manusia adalah makhluk rohani. Kej 2:7 juga menunjukkan pemberian nafas hidup kepada manusia yang menyebabkan ia menjadi makhluk rohani. Ini menyebabkan manusia bisa berhubungan / bersekutu dengan Allah, berdoa, mendengarkan Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, dsb.
Binatang bukan makhluk rohani, sehingga tidak bisa berhubungan dengan Allah, berdoa, dsb. Kalau saudara tidak berusaha untuk berhubungan / bersekutu dengan Allah, saudara menjadikan diri saudara sendiri seperti binatang.
e) Manusia itu immortal (tak bisa binasa / musnah).
1Tim 6:16 mengatakan Allah itu tidak takluk kepada maut (immortal). Dikatakan ‘satu-satunya’ karena immortality adalah essential quality (= sifat hakiki) dari Allah. Allah mempunyai sifat itu dalam dan dari diriNya sendiri. Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah, maka manusia juga immortal. Immortality pada manusia ini meliputi:
o jiwa / roh: tidak ada akhirnya.
o tubuh: pada mulanya (sebelum ada dosa) tidak membawa benih kematian. Maut / kematian baru ada setelah ada dosa (Kej 3:19 Ro 5:12 Ro 6:23).
o Penguasaan atas alam dan binatang-binatang (Kej 1:26 Maz 8:6-9).
o Penguasaan / penggunaan alam oleh manusia. Tetapi dosa menyebabkan manusia merusak alam.
o Penguasaan terhadap binatang seperti: kebun binatang, sirkus, binatang jadi makanan manusia.
o Penguasaan terhadap penyakit / bakteri (ilmu kedokteran).

2. Sesudah jatuh ke dalam dosa
Alkitab mengajarkan kita bahwa dosa masuk ke dalam dunia sebagai akibat pelanggaran Adam dan Hawa di taman Firdaus. Dosa yang pertama terjadi oleh sebab cobaan iblis dalam bentuk seekor ular, yang menabur di dalam hati manusia benih-benih ketidakpercayaan kepada janji Allah. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa si ular yang mncul sebagai si penggoda dalam kisah kejatuhan manusia merupakan alat yang dipakai iblis ( Yoh 8:44; Rom 16:20; 2 Kor 11:3; Why 12:9). Dosa pertama terjadi manakala manusia memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Allah telah memberikan larangan kepada manusia,jelas sekali bahwa manusia tidak mau menundukkan diri secara total kepada Allah
@ dalam pikiran, manusia menjadi tidak percaya dan sombong
@ dalam kehendak, manusia mempunyai hasrat menjadi seperti Allah
@ dalam emosi, manusia mempunyai kepuasan yang tidak kudus
Akhirnya manusia kehilangan martabatnya sebagai makhluk yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dalam arti khusus (kebenaran, keadilan, kekudusan). Manusia menjadi berdosa dan rusak secara total, dan terbelenggu dalam penjara kematian (Kej. 3:19; Rom. 5:12; 6:23).
Dosa berarti kejahatan moral, dimana manusia harus bertanggung jawab atasnya, dan dosa menyebabkan manusia menjadi objek penghukuman Allah. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa dosa adalah ”pelanggaran hukum Allah” (I Yoh. 3,4). Dosa berarti gagalnya manusia untuk hidup berpadanan dengan hukum Allah. Alkitab selalu menyatakan bahwa dosa selalu berkaitan dengan hukum Allah (Rom. 1:32; 2:12-14; 4:15; 5:13; Yak. 2:9,10; I Yoh. 3:4). Kita dapat menjabarkan sebagai berikut:
• pelanggaran yang membuat mansuia dihukum oleh Allah (Rom. 3:19; 5:18; Ef. 2:3).
• Kerusakan hati, kecemaran moral; oleh sebab semua manusia berdosa karena Adam, dan karena itu dilahirkan dalam kodrat kerusakan (Ayb. 14:4; Yer. 17:9; Yes. 6:5; Rom. 8:5-8; Ef. 4:17-19).
Dosa bertahta dalam hati manusia, dan dari pusat ini menular ke pikiran, kehendak, perasaan, jadi ke seluruh diri manusia. Dosa ini kemudian diungkapkan dengan tindak tanduk yang nampak lewat bahasa tubuh, (Ams. 4:23; Yer. 17:9; Mat. 15:19,20; Luk. 6:45; Ibr. 3:12). Menurut Kitab Suci, dosa tidak hanya tindakan manusia yang terlihat, tetapi juga pikiran, perasaan dan maksud-maksud yang jahat dari hati manusia (Mat. 5:22; Rom. 7:7; Gal. 5:17,24). Di dalamnya termasuk pelanggaran dan kecemaran. Pelanggaran Adam diteruskan kepada kita. Oleh sebab itu ia berdosa sebagai kepala umat mansuia, kitapun berdosa didalam dia. Lebih lagi, kita kita mewarisi kecemaran tersebut. Akibatnya, kitapun condong kepada dosa, dan setuju kepada tindakan-tindakan dosa. Manusia pada dasarnya telah rusak total. Bukan berarti manusia menjadi sejahat-jahatnya, tetapi bahwa dosa telah mencemarkan tiap-tiap bagian hidup manusia, sehingga membuatnya tak mampu berbuat baik. Manusia tetap dapat melakukan tindakan-tindakan yang terpuji terhadap orang-orang sekitarnya. Tetapi bagaimanapun , perbuatannya yang terbaik tetap saja cacat sampai akarnya, sebab perbuatan tersebut bukan didorong oleh kasih terhadap Allah ataupun ketaatan kepada Allah.



V. KESELAMATAN

Doktrin keselamatan adalah suatu doktrin yang sederhana tetapi juga kompleks. Doktrin keselamatan tentunya berhubungan erat dengan sang Juruselamat itu sendiri. Jadi nilai keselamatan tergantung mutlak atas nilai Juruselamat.

A. ISTILAH
Didalam bahasa aslinya, kata keselamatan berasal dari kata kerja ”Sozo” yang artinya dasarnya ialah ”menjadi sehat”, ”menyembuhkan”, ”menyelamatkan”, ”menguatkan”, dalam kaitannya dengan manusia berarti ”menyelamatkan dari kematian atau mempertahankan hidup.
Pengertian keselamatan dalam PL dapat dilihat dari kata-kata ”Yasa” yang berarti ”kemerdekaan dari larangan-larangan dan ikatan-ikatan, melepaskan dari kehancuran moral dan memberikan kemenangan”. Jadi pemakaian kata diatas pengertiannya menunjukkan kepada ”pembebasan oleh Yahweh”.



B. CARA KESELAMATAN
Kejadian 3 adalah pasal utama yang membicarakan dosa masuk kedalam sejarah manusia. Kehadiran dosa mempengaruhi secara luar biasa akan kepribadian manusia dan hubungannya dengan Allah. Seriusnya dosa ialah karena bertentangan dengan pribadi dan karakter Allah. Pribadi Allah menurut penyelamatan manusia dan titik awal penyelamatan dimulai dan pribadi Allah.
Bagaimana cara pengobatan/penyelesaian dosa? Hikmat, anugerah, kuasa, dan kasih Allah yang tak terbatas merencanakan dan menyediakan keselamatan bagi manusia didalam Yesus Kristus. Jadi, keselamatan adalah Anugerah Allah.
Cara yang Allah pakai dalam keselamatan manusia adalah menyatakan anugerah-Nya melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus datang kedalam dunia mati diatas kayu salib menanggung dosa-dosa umat manusia, Efesus 2:8-9; karena kasih karunia kita diselamatkan bukan usaha kita tetapi pemberian Tuhan bukan hasil pekerjaan kita. Dari ayat ini sangat jelas bahwa keselamatan itu adalah anugerah, dan anugerah Tuhan ini bukan pemberian yang murahan, tetapi berharga dan mulia.
1. Subtitusi
Kematian Kristus sebagai subtitusi dengan cara Ia menggantikan posisi kita yang seharusnya dihukum karena dosa tetapi Ia rela menjadi pengganti dan mewakili orang berdosa menanggung hukuman. Subtitusi sangat penting karena melalui kematian Kristus tuntutan kebenaran Allah telah dipenuhi. Hal ini merupakan transaksi legal dimana Kristus menyelesaikan masalah dosa bagi umat manusia, Ia menjadi subtitusi bagi dosa manusia. Kematian Kristus menggantikan posisi orang berdosa yang sedang dalam penantian menerima hukuman Allah atas dosanya, karena kasih Allah kepada manusia yang mengharuskan Yesus mengambil tempat hukuman manusia. Dalam konsep subtitusi ini dapat diberikan suatu contoh yang memudahkan kita untuk mengerti lebih baik dan mendalam mengenai subtitusi. Ada dua orang bersuadara yang sudah tidak mempunyai orang tua lagi, anak yang paling tua adalah anak yang sangat baik dan terpandang bahkan menjadi seorang hakim dikota tempat tinggal mereka. Sedangkan anak yang bungsu terkenal karena kejahatannya yang membuat orang lain merasa tidak aman karena ulah dan tindakannya. Pada suatu saat anak yang bungsu dari dua bersuadara ini tertangkap oleh polisi karena melakukan kejahatan perampokan dan akhirnya ia mendapat tuntutan hukuman mati oleh kakaknya sebagai hakim yang memutuskan. Padahal kakaknya sangat sayang sekali kepada adiknya yang seharusnya ia jaga dan melindungi dan harus memutuskan dihukum mati. Besok adalah hari dimana adiknya akan mendapatkan hukuman mati, pada tengah malam datanglah si kakak dari penjahat ini yang tidak lain adalah hakim. Dan ia menyuruh adiknya keluar dan ia berkata kepada adiknya aku yang menggantikan posisimu sebagai orang yang dihukum, karena aku sangat mengasihimu tetaplah hidup. Akhirnya kakaknya meninggal menggantikan adiknya yang seharusnya mati dihukum akibat dosanya. Ini adalah gambaran dari pribadi Kristus yang mati menggantikan manusia yang berdosa, semuanya adalah karena kasih karunia.
2. Penebusan
”Agorazo” artinya ”membeli dari pasar” kata Yunani yang dipakai untuk penebusan, kata ini berhubungan dengan penjualan budak dipasar. Kata ini di pergunakan/dijabarkan orang percaya yang dibeli di pasar budak dosa dan dibebaskan dari ikatan dosa. Dan harga pembayaran untuk kebebasan orang percaya dan pembebasan dari dosa adalah kematian Yesus Kristus (1 Kor. 6:20; 7:23). Penebusan dipandang dari sudut pandang dosa, dimana manusia tadinya terikat oleh dosa dan membutuhkan dibebaskan dari ikatan dan perbudakan. Yesus menebus kita dengan darah-Nya yang mahal ( 1 Ptr.18-19 ), tindakan Yesus menebus,seperti seorang tuan yang menebus seorang budak dalam pasar budak, atau seorang tuan yang punya sahabat dan sahabatnya tersebut mengalami masalah keuangan lalu ia menjual barangnya yang paling berharga dan ia sayangi, ketika tuan adalah orang yang penuh kasih dan selalu peduli orang lain, ia pergi pasar tempat sahabatnya menjual barang tersebut dan menebus barang itu dan mengembalikannya pada posisinya yang semula. Seperti inilah tindakan penebusan Yesus yang mencurahkan darah-Nya untuk menebus manusia yang berdosa dan mengembalikan pada posisinya yang semula. Dan penebusan Yesus Kristus ini sekali untuk selamanya dan sempurna, jika penebusan Kristus ini sempurnan maka keselamatan yang kita miliki kekal.
3. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah berdamai dengan Allah, manusia yang terpisah dari Allah dibawa kembali pada persekutuan dengan Allah, melalui Kristus permusuhan itu dan murka Allah telah diangkat (Rm. 5:10). Rekonsiliasi dapat didefinisikan sebagai Allah mengangkat penghalang dari dosa dan menghasilkan damai dan memampukan manusia untuk diselamatkan. Kata rekonsiliasi berasal dari kata Yunani ”Katalasso yang berarti mengakibatkan suatu perubahan, untuk merekonsiliasi. Dalam hal ini Allah yang berinisiatif untuk rekonsiliasi manusia dengan diri-Nya (2 Kor. 5:18-19) dan manusia adalah objek dari rekonsiliasi.
4. Pertobatan
Pertobatan adalah berpaling/pembalikan pikiran seorang berdosa secara sukarela dari dosa (negatif) kepada Kristus (positif), tindakan berpaling dari segi negatif biasa disebut dengan pertobatan dengan dari segi positif disebut iman. Dengan demikian dapat digambarkan sebagai berikut:
DOSA ..... PERTOBATAN .... IMAN
Pertobatan ini adalah titik perubahan rohani yang fundamental, jika ditinjau dari segi manusia. Jika ditinjau dari segi perbuatan Allah, maka aspek ini dikenal kengan kelahiran baru. Alkitab mengakui bahwa berpaling dari dosa kepada Kristus adalah disebabkan oleh gerakan Ilahi (Yer. 31:18). Alkitab mengakui juga bahwa pertobatan ini harus disertai dengan tindakan manusia secara sukarela untuk berbalik haluan meninggalkan dosa dan memandang kepada Kristus saja (Yeh. 14:6; Kis. 3:19). Manusia harus atas kemauannya sendiri berbalik arah mengharapkan akan diselamatkan. Ada 3 unsur utama yang harus terlibat dalam pertobatan:
a. Unsur intelektual adalah melibatkan pengertian/pengenalan akan dosa diri sendiri, pengakuan rasa bersalah, rasa tercela dan rasa tidak berdaya (Mzr. 51:3,7.11)
b. Unsur emosi adalah perubahan perasaan: ada perasaan sedih yang dalam karena dosa-dosa, karena perkara itu dibenci oleh Tuhan dan bertentangan dengan karakter-Nya, bukan karena rasa malu tetapi karena penyesalan.
c. Unsur kemauan haruslah muncul setelah unsur intelektual dan emosi muncul kemauan yang dimaksud disini adalah kemauan untuk berbalik dari dosa-dosa mereka dan kemauan untuk hidup bagi Allah.
Pertobatan haruslah kenyataan pengalaman dan bukannya pernyataan dogma belaka.
5. Iman
Iman adalah elemen atau unsur positif kepada Kristus. Sesudah perubahan pikiran, perasaan dan tujuan hidup maka iman kepada Kristus barulah benar-benar bermamfaat.
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Rm. 10:17)
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibr. 11:1)
Dari kedua ayat ini kita bisa memerincikan pengertian tentang iman, sebagai berikut:
• Kita mendapatkan iman karena Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya.
• Iman mengandung unsur berharap, meskipun tidak semua harapan itu iman.
• Kita berharap berdasarkan Firman Tuhan, bukan berdasarkan hasil analisa atau perhitungan manusia. Kalau Allah berbicara kepada kita, meskipun tidak ada dasar untuk berharap, tapi kita tetap berharap dan percaya, inilah yang disebut iman. Misalnya, seorang siswa yang yakin bahwa dia akan lulus ujian karena memang selama ini dia juara kelas terus, ini bukanlah iman. Itu memang wajar demikian. Juga, seorang yang yakin bahwa tahun depan dia akan bisa membeli sebuah mobil, karena setiap bulan dia menabung uang yang cukup, inipun juga bukan iman.
• Yang kita harapkan tersebut belum terjadi atau tidak kelihatan (Roma 8:24-25). Bukan juga karena mendapat info lebih awal.

Inti Iman
Dari semua kebenaran firman Tuhan yang kita imani, ada kebenaran yang merupakan inti dari iman seorang Kristen. Inti dari kebenaran ini ada di I Korintus 15:3-4, ialah:
• bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
• bahwa Ia telah dikuburkan,
• dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
Ini merupakan inti dari iman, tanpa iman akan hal ini maka iman terhadap hal-hal yang lain tidaklah ada gunanya. Iman sangat penting dalam kehidupan manusia, dan Ibr 11:6 mengatakan tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan. Iman adalah anugerah Tuhan, yang diberikan sehingga menggerakkan manusia percaya kepada Kristus. Jadi, keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus. Allah yang membuat jalan atau cara untuk manusia diselamatkan, dan saya percaya bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui diri Yesus Kristus, dan tidak ada cara lain untuk manusia diselamatkan hanya melalui iman didalam Yesus Kristus, dan tidak ada jalan lain ( Yoh. 14:6 ).

C. ASPEK KESELAMATAN
Dalam pembahasan tentang cara keselamatan, bahwa pada intinya cara untuk manusia diselamatkan adalah melalui kematian Yesus diatas kayu salib. Dan kematian Kristus memberikan aspek-aspek yang sangat penting dalam keselamatan orang percaya kepada-Nya.
1. Kelahiran baru (regenerasi)
Regenerasi harus dibedakan dengan pertobatan. Pertobatan menunjuk pada respon dari manusia pada tawaran Allah untuk keselamatan. Regenerasi adalah sisi lain dari pertobatan hal itu adalah tindakan Allah. Regenerasi adalah suatu tindakan dimana Allah memberikan hidup kepada orang percaya. Kelahiran baru adalah kelahiran spiritual sebagai kontras dengan kelahiran yang pertama yang adalah suatu kelahiran secara fisik. Regenerasi terjadi secara instan: sebagaimana seorang anak yang lahir pada saat tertentu dalam kelahiran fisik, demikian pula kelahiran secara spiritual terjadi secara instan pada waktu Roh Kudus memberikan hidup baru. Kelahiran baru bukanlah hasil dari pengalaman manusia. Dalam Yoh. 1:13: mengidikasikan kelahiran baru itu bukan di sebabkan oleh kehendak manusia. Tetapi regenerasi merupakan tindakan Allah, bukan suatu kerjasama antara Allah dan manusia ( Tit 3:5; Yeh 36:25-27 ). Namun demikian hal itu bukan mengatakan bahwa iman tidak dibutuhkan dalam keselamtan. Hal itu dapat menyatakan bahwa regenerasi dan iman adalah terpisah, tetapi mereka muncul secara simultan. Keduanya ada berdampingan dalam Yoh. 1:12-12; pada saat kita menerima Kristus (percaya), orang itu menjadi telah dilahirkan dari Allah. Dan hal ini tentu saja ada suatu misteri disini yang melampaui pembaharuan manusia.
2. Pembenaran
Apabila berbicara mengenai pembenaran harus diakui ada banyak definisi-definisi yang keluarkan oleh pada teolog, tetapi banyak sekali bersifat sangat relatif. Definisi untuk pembenaran disini adalah tindakan Judical Allah, dimana karena adanya Yesus Kristus, orang-orang erdosa dibenarkan oleh sebab iman kepada pengorbanan Yesus Kristus. Allah menyatakan orang-orang berdosa itu benar dan bebas dari hukum tabiat, dan diperbaharui yang dulunya Allah menghukum mereka dan sekarang menyatakan mereka tak bersalah, tanpa dosa. Allah membebaskan orang-orang berdosa yang beriman kepada Kristus dan menyatakan/memvonis mereka sebagai orang benar (Rm. 5:1,16). Jadi yang terlihat dalam penyataan sebagai orang benar ialah: pembebasan, pengakuan, pengampunan, pengangkatan resmi dan restorasi atau pemindahan dari pada dosa. Namun pembenaran selalui didahului oleh kelahiran baru (regenerasi).
Ada tiga akibat pembenaran:
a. Adanya pembebasan dari hukuman (Rm. 8:1,33,34)
b. Pembebasan dari murka Allah yang menimpa manusia beriman sebagai akibat dosanya (1 Ptr. 2:24).
c. Adanya pemulian yang akan terjadi dikala orang-orang beriman dibangkitkan (Rm. 8:30)
Jadi pembenaran adalah karunia yang diberikan melalui anugerah Allah (Rm. 3:4) dan terjadi pada saat seseorang memiliki iman kepada Kristus (Rm. 4:2; 5:11). Dasar dari pembenaran adalah kematian Kristus (Rm. 5:9). Melalui pembenaran Allah mempertahankan integritas-Nya dan standar-Nya bersamaan dengan itu dapat masuk dalam persekutuan dengan orang berdosa, karena mereka kebenaran Kristus diperhitungkan pada mereka.
3. Adopsi (pengangkatan menjadi anak)
Aspek dari keselamatan yang berikutnya adalah adopsi atau pengangkatan menjadi anak. Istilah adopsi menunjukkan pada peristiwa penempatan melalui suatu upacara resmi dimana seorang anak itu dinyatakan sebagai anak resmi menurut hukum yang berlaku. Sedangkan dalam arti teologisnya adalah kita menjadi anak dalam keluarga Allah sehingga dengan demikian dari segi pandangan manusia sebagai anak kita memiliki nama keluarga (Ef. 3:14,15), sebagai anak kita juga memiliki persamaan-persamaa dalam keluarga (Kol. 3:20) dan sebagai anak kita memiliki sifat orang tua kita (2 Ptr. 1:4; Yoh. 1:12). Dan dari segi allah sebagai anak kita menjadi obyek kasih-Nya yang istimewa (Yoh. 17:22-23; 16:17) dan yang paling sangat menarik dari adopsi ini adalah kita menjadi ahli waris oleh Allah bersama-sama dengan Kristus (1 Ptr. 1:3-5; Rm. 8:17) seorang beriman diberikan kedudukan sebagai anak dan anggota keluarga. Jadi berhak sebagai pewaris kekayaan Bapa.

4. Pengudusan/Penyucian
“Pengudusan” adalah perbuatan memisahkan diri dari kejahatan dan perbuatan mengabdikan diri kepada Tuhan (Rom.12:1-2;1Tes.5:23;Ibr.13:12). Alkitab mengajarkan bahwa “tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan” (Ibr.12: 14). Dengan kuasa Roh Kudus orang percaya sanggup mematuhi perintah “Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus” (1 Ptr. 1 : 15-16).
Pengudusan tampak atau nyata dalam kehidupan orang percaya dengan mengakui identifikasinya dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, dan oleh iman setiap hari memperhitungkan kenyataan persatuan itu, dengan menyerahkan setiap kemampuan secara terus menerus kepada kekudusan Roh Kudus (Rom.6 : 1-11; Gal. 2 : 20; Flp.2 : 12-13; I Ptr: 5).
Dalam Bahasa Ibrani dan Yunani istilah “Pengudusan”, orang suci yang berarti pengabdian, penahbisan dan kekudusan, semuanya berhubungan dengan gagasan pemisahan.
Sebenarnya konsep inti dari istilah “pengudusan” adalah pemisahan. Dikuduskan berarti dipisahkan dari dosa supaya dipisahkan bagi Tuhan dan untuk penyembahan yang penuh hormat dan sukacita dan untuk pelayanan kepada Tuhan. Keimaman orang Lewi di Perjanjian Lama dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kemah suci dan, kemudian hari, bait suci kaya dengan perbandingan tipologi. Apa yang dipersembahkan kepada selalu merupakan tekanan yang utama. Misalnya benda-benda kudus yang digunakan dalam kemah suci dan bait suci dipisahkan dari penggunaan yang biasa. Benda benda itu tidak boleh di bawa pulang ke rumah orang Israel dan digunakan. Bukan itu yang membuatnya kudus. Sebelum dibawa masuk ke kemah suci dan benar-benar digunakan untuk beribadat kepada Tuhan. Oleh sebab itu, dalam konsep pemisahan ini termasuk tekanan positif yang kuat pada pengadian, yaitu dipisahkan kepada Tuhan dan bagi ibadah serta pelayanan-Nya. Demikian pula Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus ”Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah orang yang najis, maka Aku akan menerima kamu” (II Kor. 6:17-18). Himbauan-himbauan untuk hidup murni dan khusus berdasarkan pada kenyataan bahwa orang percaya adalah umat Tuhan, perilaku kita memuntut bahwa orang percaya memiliki cara hidup yang berbeda dengan dunia. Pengudusan dalam kehidupan orang percaya adalah berpusat pada Tuhan dalam diri Yesus Kristus (1 Kor.1:30). Pegudusan hanya di dalam Tuhan dan Tuhan merupakan sumber pengudusan (Yoh.17:19). Pengudusan adalah merupakan pekerjaan Tuhan yang dianugerahkan dalam hidup setiap orang percaya. Ini hanya dapat diterima oleh iman bukan karena perbuatan baik manusia (Ef. 2:8-9). Pengudusan tidak diperoleh karena usaha-usaha manusia, akan tetapi dikerjakan oleh Tuhan atau dibayar dengan kematian-Nya di kayu salib. Dia sudah membeli dengan darah-Nya untuk pengudusan orang percaya. Oleh karena kehendak-Nya setiap orang percaya telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya. (Ibr.10:10).
Dengan demikian pengudusan orang percaya merupakan inisiatif Tuhan sendiri tanpa ada campur tangan manusia. Akan tetapi manusia memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan kekudusan itu di dalam kehidupan sehari-hari (Flp. 2:12-13). Tuhan menciptakan manusia dengan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan yang baik, yang sesuai dan yang berkenan dengan kehendak Tuhan. Dalam hal ini peranan Roh Kudus sangat penting.
Aspek keselamatan ini itu terjadi pada saat yang bersamaan ketika kita menerima Yesus Kristus,tetapi dalam hal ini tidak menuntut kemungkinan lepas dari tanggung jawab kita sebagai wujud kita menghargai anugerah Tuhan. Keselamatan yang Allah berikan itu kekal dan Allah menjamin keselamatan orang pilihan-Nya ( Yoh. 10:27-30 ), dengan kata lain sekali selamat tetap selamat dan tidak ada seorangpun yang dapat melepas mereka dari tangan Bapa. Dalam Filipi 2: 12-13; dengan jelas ayat ini menekankan tanggung jawab kita untuk hidup dan menunjukkan buah-buah keselamatan itu, bukan berarti kita melakukan perbuatan baik atau yang benar untuk memperoleh keselamatan. Perbuatan baik tidak memberikan keselamatan tetapi keselamatan hanya karena iman kepada Yesus Kristus, sebab Allah-lah yang mengerjakan keselamatan itu dalam diri kita dan kita dituntut untuk menghasilkan buah yang sesuai dengan keselamatan itu, kalau kita orang adalah yang diselamatkan, kalau kita adalah orang yang sudah diselamatkan maka kita hidup menghargai anugerah itu. Jadi, dalam posisi kita dihadapan Allah adalah orang yang sudah diselamatkan, sedangkan dalam perbuatan dan kehidupan kita sehari-hari kita sedang mengalami proses pengudusan, walaupun dalam perjalanan proses ini kita sering jatuh bangun tetapi Roh Kudus akan menganngkat dan membangkitkan kita kembali sampai kita dipanggil dari dunia ini.


VI. GEREJA

A. ISTILAH GEREJA
Gereja merupakan tiang dan dasar kebenaran (1 Tim. 3:15), artinya:
1. Tiang berarti memegang, memelihara, menjunjung dan memberitakan kebenaran tentang Kristus dan ajaran-Nya
2. Dasar berarti gereja dapat menjadi dasar bagi orang-orang yang mencari kebenaran sejati. Orang dapat mengandalkan Gereja mengenai kebenaran. Inilah Gereja yang benar-benar Gereja! Itu akan terjadi kalau gereja benar-benar berdiri diatas kebenaran dan menjadi pembela kebenaran.
Apabila membahas tentang istilah Gereja ada dua kata Yunani untuk Gereja:
1. ”Ekklesia” adalah perhimpunan orang-orang yang dipanggil keluar bersama-sama dari dunia yang gelap kepada terang.
2. ”Kuriakun” adalah kelompok orang-orang yang menjadi milik Tuhan.
Jadi apabila digabungkan dari kedua istilah diatas dapat disimpulkan adalah perhimpunan orang-orang yang dipanggil keluar dari dosa/dunia untuk menjadi milik Tuhan (1 Kor. 1:2; Gal. 3:29).

B. CAKUPAN GEREJA
Apabila membicarakan mengenai cakupan gereja dapat kita temukan ada tiga cakupan yaitu:
1. Gereja Lokal Tunggal
Penggunaan yang paling umum dari kata Gereja di PB ditunjukkan pada sekelompok orang percaya yang diidentifikasikan sebagai jemaat lokal. Gereja lokal bisa dikatakan tempat dimana kita bersekutu dan berbakti secara rutin. Kitab PB memberikan gambaran tentang gereja lokal, misalnya: gereja di Yerusalem, di Antiokhia, di Asia Kecil, di Roma, di Korintus, di Galatia, di Tesalonika dan di romah Filemon (Kis. 8:1,11,22; 16:5; Rm. 16:5; 1 Kor. 1:2; Gal. 1:2; 1 Tes. 1:1; Fil. 2). Orang percaya mula-mula tidak memiliki gedung khusus untuk bertemu. Oleh karena itu mereka berkumpul dirumah-rumah. Orang percaya mula-mula berkumpul untuk beribadah (1 Kor. 11:8), persekutuan (Kis. 2:45-46; 4:31), pengajaran (Kis. 2:42; 1 Kor. 4:17). Akibatnya banyak orang yang terus-menerus diselamatkan (Kis. 2:47).
2. Gereja Lokal yang Tampak
Gereja ini adalah kumpulan orang percaya yang tersebar diberbagai desa, kota, daerah, negara, dunia dan gereja ini mencakup seluruh dominasi gereja yang ada didunia ini.
3. Gereja Universal
Gereja Universal terdiri dari orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus (lahir baru) di seluruh dunia dan disegala zaman termasuk yang sudah ada di surga (Ef. 1:22-23; Ibr. 12:23). Gereja Universal pada zaman ini dilahirkan dari Roh Kudus dan oleh Roh yang sama telah dibabtis kedalam Tubuh Kristus (1 Kor. 12:13; 1 Ptr. 1:22-23). Penekanan khusus dari gereja Universal adalah kesatuannya, baik Yahudi maupun non Yahudi, semuanya membentuk satu tubuh dalam kesatuan yang dihasilkan oleh Roh Kudus (Gal. 3:28; Ef. 4:4). Gereja universal disebut juga sebagai gereja yang tidak kelihatan dan gereja lokal tunggal dan tampak sebagai gereja yang kelihatan. Gereja yang tidak kelihatan menekankan natur yang sempurna, benar dan rohani dari sebuah gereja. Istilah tidak kelihatan juga digunakan untuk mengindikasikan bahwa keanggotaan pasti tidak dapat diketahui, dan dalam realitasnya, para anggotanya secara keseluruhan dapat dilihat.


VII. ESKATOLOGI

A. ISTILAH
Kata Eskatologi berasal dari bahasa Yunani : eskhatos yang berarti akhir zaman. Jadi Eskatologi adalah ilmu teologi yang berbicara tentang hal-hal yang bertalian dengan akhir zaman. Dengan Eskatologi ini terkait beberapa istilah dan pengertian yang lain seperti : Kedatangan Kristus yang kedua kali, kebangkitan daging, penghakiman dan kerajaan seribu tahun dan juga tanda-tanda atau hal-hal yang mendahului akhir zaman itu. Istilah ini disebut juga dalam berbagai bentuk, misalnya : Hari Tuhan (Kis. 2:20; II Petr.3:10 dan I Tes.5:2), Hari Kristus (Flp. 1:10), Hari Terakhir (Mat. 7:22), Akhir Zaman (Yoh. 6:39). Umumnya, kalau berbicara tentang akhir zaman maka biasanya pemikiran tertuju kepada nasib orang perorang yang ditentukan pada penghakiman yang diadakan pada saat itu. Tetapi sebenarnya Alkitab sendiri lebih cenderung membicarakan Penggenapan Kerajaan Allah yang mencakup bumi yang diperbaharui. Yesaya menyebutnya : langit baru dan bumi baru (Yes. 65:17; 66:22).
Selain itu, ada juga kecenderungan untuk menaruh perhatian terhadap suatu masa yang akan datang, kelak, yang merupakan saat yang tiba-tiba datang dengan gejala-gejala alam yang dahsyat menghancurkan bumi ini atau saat dimana orang jahat akan dihukum dan orang saleh akan mendapatkan damai sejahtera. Tetapi dalam Alkitab diperlihatkan adanya dua tahapan atau jenis akhir zaman, yakni yang pertama : yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yaitu tentang kedatangan seorang Mesias dari keturunan Daud (Yes. 9:6-7); 11:1 dst.; Yer. 23:5-6), Anak Manusia yang turun dari Sorga (Dan. 7:13-14), Hamba yang menderita (Yes. 53). Yang kedua yakni : sebagai masa penggenapan makna kedatangannya di dunia ini. Dengan kata lain, akhir zaman itu bisa juga dikatakan dimulai pada kenaikan Yesus sampai pada kedatanganNya yang kedua dan makna akhir zaman itu dapat dilihat sebagai penyempurnaan dari apa yang dilakukan oleh Mesias yang datang itu selama hidupnya di dunia ini (Luk. 4:18-21; 10:23-24; Mat. 11:4-5; 13:16-17).

B. MILLENNIUM
Dalam berbicara mengenai Kerajaan Millennium ini, saya akan menguraikan sedikit pandangan dari dua kelompok yang menolak adanya Kerajaan Millennium secara literal. Kelompok Postmillennium menganggap bahwa kerajaan seribu tahun merupakan periode yang sangat panjang dan tidak harus berlangsung secara literal selama seribu tahun. Menurut mereka selama pariode tersebut pemerintahan dan kerajaan Allah tetap berlangsung walaupun tanpa kehadiran Kristus secara fisik di bumi. Secara otomatis kaum ini mengharapkan bahwa suasana dunia makin lama semakin lebih baik. Dan ketika kondisi dunia mencapai puncak kejayaannya, pada saat itulah Kristus datang. Kelompok yang kedua Amillennialisme memiliki cara pandang yang berbeda mengenai kerajaan millennium. Paham ini beranggapan bahwa kerajaan millenium sesungguhnya tidak pernah ada dalam sejarah. Pandangan ini menganggap Wahyu 20 hanya merupakan simbol semata, dan kedatangan Kristus ke dua tidak untuk membentuk / memerintah dalam kerajaan seribu tahun yang nyata, tetapi untuk melakukan pengadilan terakhir bagi semua orang percaya dan tidak percaya.
Dua kelompok di atas pada intinya menolak adanya kerajaan seribu tahun/ millennium tetapi Alkitab dengan jelas mendukung bahwa kerajaan millennium memang ada secara literal. Pengharapan atau ajaran hanya memiliki makna apabila dilandasi serta didukung oleh Alkitab. Doktri kerajaan seribu tahun, yang walaupun hanya dilaporkan dalam wahyu 20:1-6, kebenarannya tetap mutlak karena secara tegas didukung oleh kesaksian Alkitab, baik PL maupun PB. Konsep kerajaan seribu tahun dalam wahyu 20:4 dinyatakan oleh istilah Yunani chilia yang artinya ”seribu”. Pada prinsipnya kata tersebut selalu menjelaskan pengertian angka secara literal, baik dalam PL (Keluaran 20:6; Ulangan 1:21) maupun dalam PB (Markus 6:44; Kisah para Rasul 2:41). Dalam Wahyu 20, istila chilia lebih menekankan konsep kerajaan milenium, di manan gereja bersama Kristus akan memerintah selama seribu tahun secara literal, pemahaman ini diperjelas dengan hadirnya kata kerja basileuo yang berarti ”menjadi raja”. Raja yang dimaksud ialah orang-orang percaya yang akan memerintah bersama Kristus dalam kerajaan damai. Para pakar teologi menyebut kerajaan itu dengan istilah kerajaan milenium. Istilah milenium berasal dari bahsa Latin, yaitu mille dan annus yang artinya ”seribu tahun” kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi sebelum kerajaan millennium didirikan dengan tujuan utnk memerintah sebagai raja dalam kerajaan millennium selama seribu tahun secara literal. Memang kelihatannya kerajaan seribuh tahun secara tegas hanya diperlihatkan dalam wahyu 20, konsep kerajaan ini terungkap secara luas dalam sejumlah ayat-ayat Alkitab.
Kerajaan millenium merupakan penggenapan kerajaan Daud kerena Mesias akan menggenapi janji tentang raja yang akan memerintah di atas tahta Daud (! Raj. 2:4; 9:5) kerajaan ini bersifar universal karena meliputi Israel, untuk menggenapi nubuat PL, dan seluruh dunia supaya menggenapi tujuan Allah untuk mengokohkan Kristus sebagi penguasa dunia. Inilah kerajaan millennium yang penuh kedamaian dan berlangsung di bumi yang akan datang selama seribu tahun. Kristus akan memerintah sebagai Raja (Yes 9:3-7; 11:1-10), dan Yerusalem akan menjadi pusat dunia dan pemerintahan (Zakharia 8:3), dan bangkit secara fisik untuk menyatakan keunggulannya (Zakharia 14:10). Dan pada akhir mellennium orang mati yang tida diselamatkan pada semua zaman akan dibangkitkan dan dihakimi di depan tahta putih mereka akan divonis dan dilemprkan ke lautan api, sebagai tempat tinggal mereka yang terakhir (Wahyu 20:11-15), termasuk si jahat antikris dan para nabi palsu juga akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:10).
Dari penjelasan yang telah saya jelaskan diatas dan dari semua yang saya pelajari baik dari buku-buku dan terlebih Alkitab yang menjadi standar kebenaran dan menjadi tolak ukur kebenaran. Dan saya menyatakan bahwa saya percaya bahwa kedatangan Kristus ke dua kali akan terjadi sebelum kerajaan millennium, di dahulukan pada peristiwa pengangkatan orang kudus sebelum masa tribulasi dimana Yesus diawan-awan mengangkat orang percaya, ini tahap pertama Yesus datang yaitu tujuan untuk penganngkatan. Tahap ke dua kedatangan Kristus kedua yaitu pada peristiwa Yesus datang bersama orang-orang kudus untuk berperang dan menghancurkan antikristus dan pengikutnya serta mendirikan Kerajaan Seribu Tahun dan memerintah sebagai Raja. Pada kesimpulannya bahwa kerajaan seribu tahun ada dibumi secara literal dan ini pasti terjadi. Jadi, saya dengan tegas menyatakan bahwa saya memegang pandangan Premillennium.

C. PAROUSIA
Peristiwa pengangkatan gereja merupakan salah satu pusat pengharapan eskatologis orang-orang percaya. Keyakinan ini berhubungan sangat erat dengan ajaran kedatangan Kristus yang kedua. Secara terminologi, kedatangan Mesias ke dunia dapat dipahami melalui istilah Yunani Parousia, yang berarti ” kedatangan” atau ” penampakan”, sebagaimana dicatat dalam 1 Tesolanika 4:15. Kata parousia berasal dari kata para, yang artinya ”dengan”, dan ousia, yang artinya ” ada” (dari eimi ). Jadi dua kata tersebut berarti ” kedatangan” atau ” hadir bersama”.
Dalam perkembangannya secara teknis kata parousia seringkali di gunakan dalam beberapa tradisi tertentu:
1.Kaum Helenisme menggunakan kata parousia untuk menjelaskan ” kunjungan seorang raja” atau ” kehadiran para dewa”.
2. Kaum Yudaisme menggunakan kata parousia sehubungan dengan adanya ”pengharapan akan kedatangan Allah” dan ”pengharapan akan Mesias”. Dalam Perjanjian Baru kata tersebut digunakan untuk menerangkan konsep tentang ” kedatangan Kristus yang ke dua”, yakni sebagai antisipasi Yesus sendiri untuk mendirikan Kerajaan Allah. Kata Parousia, secara literal berarti ”keberadaan”. Kata ini menunjuk pada ”kehadiran” atau kedatangan Yesus yang ke dua. Kebenaran ini terbukti di dalam 1 Tesolanika 4:15, dimana kata tersebut menerangkan konsep tentang kedatangan Kristus untuk mengangkat orang-orang percaya agar mereka dapat berkumpul bersama-sama dengan-Nya di angkasa.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa parousia atau kedatangan Kristus ke dua pada prinsipnya akan terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama, Kristus akan datang dan hadir dianrata awan atau udara untuk mengangkat gereja-Nya. Dalam tahap ini orang-orang kudus yang diangkat sebelum masa tribulasi dan tubuh mereka diubah dengan sekejab mata menjadi tubuh kemuliaan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu lagi sama seperti tubuh Tuhan Yesus yang kekal. Sedang dalam tahap kedua ini, Kristus akan datang bersama-sama orang-orang kudus dan berperang melawan antikris dan pengikutnya. Kristus akan datang dengan menginjakkan kaki-Nya ke bumi bersama-sama umat-Nya untuk memerintah dikerajaan damai selama seribu tahun. Orang-orang yang dipimpin dalam kerajaan seribu tahun adalah orang-orang yang masih hidup dalam masa tribulasi, baik orang berdosa maupun orang percaya yang belum sungguh-sungguh percaya kepada Kristus yang tertinggal ketika peristiwa pengangkatan sebelum tribulasi.
Jadi, pengangkatan ( repture ) akan terjadi sebelum masa tribulasi, dan ini tahap pertama kedatangan Kristus ke dua.

Rabu, 23 September 2009

KEBANGGAAN DI DALAM KRISTUS

Ibadah Chepel ST-3
Sabda

KEBANGGAAN DI DALAM KRISTUS
(FILIPI 3: 4-11)
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Romawi. Surat Paulus kepada jemaat di Filipi ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena didalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan, meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira/ sukacita dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian?. Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus. Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucapkan terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberiaan yang telah diterimanya dari meraka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberikan dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia meminta dengan sangat supaya meraka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Tuhan sajalah, Tuhan membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan iman mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang di tentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Tuhan kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus. Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada sukacita, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan imannya kepada Kristus, dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi.

Kebanggaan Paulus secara lahiriah
 Ia disunat pada hari kedelapan
 Ia dari bangsa Israel
 Ia dari suku Benyamin
 Ia orang Ibrani asli
 Tentang pendirian terhadap hukum Taurat ia orang Farisi
 Kegiatannya sebagai penganiaya jemaat Tuhan
 Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat ia tidak bercacat

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi mengatakan bahwa, kebanggaan orang Kristen tidak terletak pada harta duniawi/ kedudukan mereka, melainkan Kristus. Karena Kristus-lah, ia melepaskan kebanggaan dirinya dan menganggapnya semuanya itu adalah sampah.
“Mengenal kuasa dan kebangkitan Kristus adalah suatu kebanggaan dalam hidup orang percaya dan jaminan keselamatan yang kekal”
Apa alasan Paulus sampai berani mengatakan semua yang menjadi kebanggaannya itu adalah sampah?
1. Karena Kristus lebih mulia dari segala sesuatu ( ay. 7-8 ).
Artinya, meskipun kedudukan dan materi duniawi tampak menarik dan semua kebanggaan yang bersifat duniawi, semuanya tidak dapat melepaskan kita dari dosa. Dosa telah menjadikan kita manusia “hina” dihadapan Tuhan. Hanya Kristus yang dapat memulihkan kedudukan kita dihadapan Tuhan.
Dalam ayat 8 ini Paulus menganggap rugi/ suatu kerugiaan, tetapi di ayat yang sama Paulus memberikan jawabannya yaitu karena sesuatu yang mulia dan lebih tinggi, atau sesuatu yang menentukan. Dalam bahasa Yunani menggunakan kata “ u`pere,con ” (huperechon) yang memiliki pengertian lebih tinggi, lebih utama, yang telah ia peroleh dalam hidupnya sebagai ganti dari segala sesuatu yang ia miliki dahulu.
Apa sesuatu yang lebih tinggi dan mulia itu? Yaitu pengenalannya akan Yesus Kristus Tuhannya. Kata pengenalan disini dari bahasa Yunani adalah “gnoseos” (gnoseos) yaitu pengenalan/pengetahuan artinya pengenalannya ialah “relasi yang mesra, atau persekutuan yang ia peroleh dengan Kristus sesudah ia bertobat dan percaya kepada-Nya. Dan pengetahuan itu tidak diperoleh dari dirinya sendiri, tetapi dari Dia yang memberikan kepadanya.
Kata “ezemiothen” (ezemiothen) yaitu aku melepaskan yang memiliki pengertian aku merugi. Ia merasakan sebagai suatu kerugian, karena Kristus, ia telah melepaskan (membuang semuanya itu). Kata “ezemiothen” menggunakan atau memakai bentuk pasif. Kristuslah yang membuat Paulus memiliki segala-segalanya dan segala sesuatu yang dia miliki dahulu adalah suatu kerugian dan itu semuanya sampah yang tiada berarti dan sia-sia.
2. Berada di dalam Dia merupakan jaminan keselamatan orang percaya ( ay.10-11 )
Dalam ayat 10; Paulus mengungkapkan kehendaknya untuk mengenal Kristus, artinya mendapatkan hubungan yang erat dengan Dia,berada di dalam persekutuan-Nya, dikuasai dan diperintah oleh-Nya. Kata mengenal disini bukan mengenal secara intelektual, tetapi mengenal dalam arti mempunyai relasi yang erat dengan berada dalam persekutuan hidup yang intim dengan orang yang dikenal. Paulus meu mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya. Kuasa dalam ayat ini menggunakan kata dunamis (dunamis), jadi yang dimaksudkan dengan kuasa kebangkitan-Nya disini ialah kuasa yang Ia nyatakan dalam kebangkitan-Nya dari antara orang-orang mati, kuasa yang memenuhi-Nya sekarang sebagai Tuhan yang hidup, kuasa yang Ia pakai untuk memerintah dan mengubah hidup manusia. Berada dalam persekutuan dengan Kristus itu berarti mengalami kuasa perubahan ini: kuasa pengampunan dosa ( 1 Kor 15:17), kuasa penciptaan hidup yang baru ( Rom 6:4 ), dan kuasa inilah yang telah dialami oleh Paulus. Hidupnya sudah berubah dan lain daripada hidupnya yang dahulu, hal ini tidak berarti bahwa hidupnya yang sekarang ini lebih senang dan lebih indah dari pada hidupnya yang dulu.
Sedangkan dalam ayat 11; dengan suatu harapan yaitu supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Kata beroleh disini bukan berarti itu adalah usaha manusia untuk mencapai kebangkitan dari antara orang mati, tetapi adalah kerelaan Tuhan untuk memimpinnya kesana. Paulus dengan begitu yakin bersaksi, bahwa ia telah berada di tengah jalan, untuk menujuh kepada kebangkitan itu dan tidak ada satupun yang dapat menahannya untuk beroleh kengkitan itu karena Yesus telah memberikan jaminan keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Hal inilah yang di tekankan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi bahwa keselamatan hanya di peroleh melalui iman kepada Kristus Yesus Tuhannya, dan bukan berdasarkan hokum taurat karena siapa yang berada dibawah hukum taurat ada dalam kutuk taurat, tetapi sebaliknya siapa yang berada di dalam Kristus memperoleh kepastian keselamatan. Sehingga pengenalan akan Dia serta kuasa kebangkitannya menjadi prioritas hidupnya. Tuhan Yesus Memberkati, Amin.

Jumat, 17 Juli 2009

WUJUD HIDUP YANG DIUBAHKAN

Wujud Hidup Yang Diubahkan
(Yohanes 9 :1 – 41)

Sebelum ulat menjadi kupu-kupu ia terlebih dahulu mengalami proses metamorfosis. Dari telur menjadi ulat,kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang elok. Suatu makhluk yang awalnya tidak berharga, jelek, beracun membuat orang gatal-gatal tetapi ketika berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, orang menjadi senang melihatnya dan mengaguminya dan kupu-kupu itu berfungsi untuk mengawinkan tanaman. Makhluk kecil ini meninggalkan wujud lamanya dan membentuk wujud kehidupan yang baru, yang sangat berbeda dengan wujud lamanya. Demikian halnya dengan kehidupan orang Kristen harus memiliki perubahan, jangan terus hidup menjadi sesuatu yang tidak berharga yang hanya bisa menyakiti orang lain seperti ulat tetapi jadilah seperti kupu-kupu yang disenangi orang lain yang berguna sesuatu. Dari kehidupan yang mati menjadi hidup karena dilahirbarukan oleh Roh Kudus kemudian hidup dalam pengudusan semakin hari semakin diproses sehingga memperlihatkan wujud kehidupan yang baru, yang menyenangkan Tuhan,
Injil Yohanes tidak banyak menceritakan tentang mujizat tetapi ada satu kisah yang sangat menarik dari mujizat yang dilakukan Yesus yaitu ketika Ia menyembuhkan seorang yang buta sejak lahirnya. Dalam kisah ini ada banyak prinsip-prinsip yang Yesus ajarkan dan penting untuk kita ketahui; mari kita perhatikan prinsip-prinsip apa sajakah ada di dalamnya!!

“Kehidupan yang diubahkan oleh Tuhan, membawa kepada ketaatan,keberanian bersaksi dan dapat mengenal Tuhan dengan benar.”

Bagaimakah wujud kehidupan yang telah diubahkan ?
Ikut bekerja bersama Yesus (ay. 1-7a)
Kata “ikut” artinya turut serta, termasuk, terlibat, campur tangan. Jadi ikut bekerja bersama Yesus berarti turut serta atau melibatkan diri bersama Yesus dalam mengerjakan pekerjaan Bapa. Dalam ayat 3 Yesus berkata “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, …. .” Perkataan ini keluar dari mulut Yesus ketika Ia selesai memberikan jawaban kepada pertanyaan murid-murid-Nya. Perhatikan kata “kita” adalah jamak (lebih dari satu) berarti tidak hanya menunjuk pada diri Yesus tetapi kata kita melibatkan murid-murid-Nya. Memang yang melakukan atau mengerjakan mujizat itu adalah Yesus sendiri dan murid-murid-Nya tidak ambil bagian didalamnya. Jadi mengerjakan pekerjaan Dia bukan hanya Yesus tetapi kita semua juga harus terlibat didalamnya sebab kita adalah murid-murid Yesus dan teman sekerja Allah.
Ketika murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga dilahirkan buta?”
Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan mengenai pertanyaan murid-murid Yesus, yaitu:
1. Kemungkinan pemahaman mereka yang berbuat dosa adalah orang tuanya; pandangan mereka bahwa seorang yang lahir cacat karena dosa orang tuanya didasarkan pada penafsiran Keluaran 20:5; 34:7;Mzr. 109:14; Yes. 65:5,7 yang menyatakan bahwa dosa ayah atau ibu, bahkan nenek moyang ditanggung oleh atau kepada keturunannya.
2). Dia sendiri yang berbuat dosa; Pertanyaannya,apakah mungkin bayi dalam kandungan dapat berbuat dosa? Bag orang Yahudi itu mungkin, bias terjadi. Dasarnya adalah penafsiran terhadap Kej.4:7,”dosa sudah mengintif didepan pintu”, hal ini mereka artikan sebagai pintu rahim.
Kalau orang-orang Yahudi pada saat itu memiliki pemahaman bahwa orang yang menderita secara fisik dan mengalami banyak problema kehidupan adalah orang berdosa dan tidak diberkati Tuhan. Saya yakin hal ini terkonsep dalam pikiran murid-murid Yesus sehingga mereka bertanya demikian. Tetapi kita perhatikan dalam ayat 3-6 Yesus tidak memberikan jawaban dari apa yang mereka pikirkan. Yesus tidak berpendapat bahwa orang yang lahir buta itu cacat akibat dosa, Yesus juga tidak menganggap orang buta itu sebagai obyek pembicaraan dan penyembuhan, melainkan sebagai seorang manusia/ individu yang mengalami "pekerjaan-pekerjaan" Allah yang menyelamatkan.Yesus tidak mencari siapa yang berbuat dosa dan tidak menyalahkan siapa-siapa sehingga anak itu lahir buta. Tetapi Yesus memberikan “solusi” dan jawaban yang tepat yang diluar pemikiran murid-murid-Nya.
Orang Kristen banyak yang ingin memberikan solusi dan jawaban pada orang lain tetapi dengan cara yang salah.kita terkadang memberikan bantuan tetapi kita lebih dahulu mencari penyebabnya; siapa penyebabnya, siapa biangnya, bahkan lebih fatal lagi mencari kambing hitamnya. Sehingga seolah-olah menjadi seperti Polisi, FBI, CIA, menjadi Intejen yang hebat mencari penyebab dan pelaku terjadinya sesuatu. Sehingga hasilnya bukan memberikan solusi, jawaban dan mengangkat beban orang lain tetapi justru membuat orang lain bertamba susah. Saudara kita adalah teman sekerja Allah yang turut bekerja bersama Yesus dalam mengerjakan pekerjaan Allah. Oleh sebab itu jadikanlah Yesus teladan dalam kehidupan kita, dan kita jangan tinggal diam, pasif tetapi bekerjalah sebab orang lain membetuhkan kita. Orang Kristen jangan menjadi beban tetapi jadilah Catrol, yang mengangkat beban orang lain, dan orang Kristen jangan menjadi racun tetapi jadilah obat bagi orang lain, yang mengobati dan mengibur orang yang susah hatinya.

Memiliki ketaatan (ay. 7)
Ketaatan dari kata taat artinya patuh, tunduk, menuruti perintah. Perhatikan kalimat “maka pergilah orang itu, …”(7b). Kalimat ini menandahkan adanya tindakan ketaatan orang buta tersebut, terhadap perintah Yesus. Kalau kita menyimak perintah Yesus, ini adalah suatu pernyataan yang tidak masuk akal. Mengapa? Kembali kita melihat, yang diperintahkan Yesus itu adalah orang buta. Untuk berjalan 5 meter kedepannya itu membutukan orang lainnya untuk menuntunnya apalagi mau masuk ke “kolam” untuk membasuh dirinya sendiri itukan sangat tidak mungkin. Kolam siloam adalah salah satu penampungan air dari Gihon di Yerusalem, yang sumber mata airnya di Gihon. Semua air dari Gihon ini ditampung di kolam siloam. Kolam ini dianggap oleh orang Yahudi sebagai air pembersi dan penyembuh orang menderita sakit.
Metode yang Yesus gunakan menyembuhkan orang buta itu sama dengan cara yang dipakai oleh tabib pada zaman itu. Mungkin muncul dalam pikiran kita, bahwa apakah tanah yang diaduk dengan ludah Yesus dan dioleskan kemata orang buta itu belum cukup untuk memnyembuhkannya? Yesus kan Maha Kuasa jadi bisa saja menyembuhkan seketika itu juga, tetapi mengapa Ia memerintahkan orang buta itu harus pergi ke Kolam Siloam untuk membasuh dirinya?. Saudara penting kita ketahui bahwa Tuhan menghendaki ketaatan kita, keterlibatan kita dalam mewujudkan rencana dan tujuanNya yang kudus. Kita adalah media yang dipakai Tuhan untuk melaksanakan rencanaNya. Max Lucado mengatakan behwa “memang tindakan manusia tidak ada artinya dimata Tuhan tetapi setidaknya dibutuhkan. Memang tindakan kita tidak mendatangkan keselamatan tetapi melalui tindakan kita Tuhan menyatakn kuasa-Nya, dan semua ketaatan kita itu diperhitungkan oleh Tuhan. Paulus mengatakan bahwa kami adalah teman sekerja Allah (1 Kor.3:9),berarti keterlibatan kita dalam bekerja sama adalah suatu keharusan bagi kita untuk dilakukan. Sebab itu kita harus bersyukur karena Tuhan mau melibatkan kita dalam mewujudkan rencana dan pekerjaan-Nya yang mulia melalui kita.
Karena itu saudara/i ketahuilah bahwa ketaatan adalah wujud kehidupan orang Kristen, yang walaupun seringkali apa yang kita inginkan bertentangan dengan cara Tuhan dalam mengerjakan sesuatu dalam hidup kita.Tetapi ketaatan kita teruji dan terbukti ketika kita melakukan apa yang tidak sesuai dengan keinginan hati kita dan setiap tindakan ketaatan kita itu tidak sia-sia, dan semuanya pasti ada hasilnya karena semuanya itu diperhitungkan oleh Allah. Untuk taat dibutuhkan kepekaan terhadap suara Tuhan. sebab itu jadikanlah ketaatan sebagai gaya hidup kta sehingga wujud hidup yang telah dibaharui itu dilihat oleh semua orang.

3. Berani Bersaksi (ay. 8-12).
Menurut kamus Bhs. Indonesia Saksi adalah orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa; orang yang memberi keterangan di muka Hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa, dan pemberi bukti kebenaran. Sedangkan dalam Ensklopedi saksi adalah “Marturia” artinya orang yang memberi kesaksian tetang sesuatu yang sendiri telah melihatnya. Dalam dunia Kristen modern “ kesaksian” berarti cerita tetang apa yang dikerjakan Kristus atas hidup seseorang, menjadi pengalamn pribadi orang itu. Jadi berani bersaksi artinya berani menceritahkan karya Yesus dalam hidupnya bagi orang lain. Perhatikan pengakuan orang buta itu “Benar, akulah itu.” (ay.9c). Ketika reaksi para tetangga-tetangganya dan orang-orang yang mengenal dia sebagai pengemis yang buta. Mereka tercangang, heran dan seolah-olah tidak percaya akan sesuatu yang terjadi pada orang tersebut, diantara mereka ada yang berkata “bukankah dia ini yang selalu mengemis?” tetapi ada juga yang berkata “bukan tetapi serupa dengan dia.”(ay.8-9).
Kita perhatikan pekerjaan sebelumnya orang buta tersebut adalah mengemis. Untuk menghidupi hidupnya ia harus menjadi seorang pengemis, memintah-mintah. Bagi orang Yahudi “mengemis” adalah pekerjaan yang sangat tidak dihargai, hina dimata mereka, dan orang yang bekerja demikian adalah orang berdosa, terkutuk dan tidak diberkati Tuhan apalagi orang ini adalah seorang yang buta. Jadi jelas wajar kalau mereka heran melihat dia, dan tidak percaya kalau dia sudah tahir. Tetapi dalam ayat 9c kita dapat melihat keberaniannya, tidak merasa malu dan dengan penuh optimis menjawab mereka dengan berkata “benar, akulah itu”. Dia membuktikan dan bersaksi bahwa dialah pengemis yang mereka kenal itu. Dalam kesempatan itu,ia tidak hanya mengakui keberadaan dirinya sebagai pengemis tetapi ia juga sudah bersaksi, menceritakan tentang apa yang Tuhan Yesus kerjakan dalam hidupnya.
Sebagai orang Kristen yang telah diubahkan, kita bukan hanya dituntut untuk ikut bekerja bersama Kristus, menjadi taat tetapi jiga harus berani bersaksi, menceritakan kasih dan karya Kristus dalam hidup kita . Bersaksi tentang Kristus bukanlah pilihan tetapi suatu keharusan untuk kita lakukan. Sebab itu jadilah saksi-saksi Kristus jangan malu dan jangan takut untuk ditolak sebab secara tidak Tuhanlah yang mereka tolak.

4. Memiliki Iman yang Teguh (ay. 13-34)
Iman yang teguh adalah iman yang tak tergoyakan, tak tergoncangkan oleh apapun. Dalam ayat 33 berbunyi “jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Perkataan ini adalah suatu perkataan yang penuh dengan keyakinan. Iman telah bekerja didalam kehidupan orang buta tersebut, sehingga ia berani berkata demikian. Ia percaya bahwa Yesus adalah sorang datang dari Allah, dan ia percaya Yesus adalah nabi (ay.17c). Jikalau bukan iman ia tidak mungkin percaya dan tidak berani bersaksi demikian. Iman yang teguh memampukan seseorang untuk menghadapi masalah dan berani menanggung resiko. Orang buta ini memiliki iman yang teruji dan hal itu terbukti ketika ia mulai bersaksi tentang karya Kristus dalam kehidupannya.
Perhatikan dalam ayat 13 ia mulai menghadapi masalah dari persoalan-persoalan yang diangkat orang-orang Farisi yaitu;
ΓΌ Orang-orang Farisi(ay.13-34)Persoalan yang diangkat orang-orang Farisi adalah:* waktu kejadian penyembuhan adalah pada hari Sabat (ay. 14, 16)* mereka meragukan apakah Yesus benar datang dari Allah (ay. 16)-setelah melihat mujizat penyembuhan orang yang buta sejak lahir, mereka sendiri bertentangan pendapat tentang asal usul Yesus (ay. 16)-akhirnya mereka berpendapat Yesus bukan berasal dari Allah, tidak seperti Musa yang berasaI dari Allah (ay. 28-29) mereka marah ketika orang yang sudah melek itu menjelaskan tentang siapa Yesus; mereka menyebut orang yang tadinya buta itu "lahir sama sekali dalam dosa" -kata-kata yang menghakimi dan melecehkan (ay. 30-34)
Tetangga-tetangganya dan orang-orang yang mengenal membawa dia kepada orang-orang farisi. Pengakuannya sebagai seorang pengemis buta yang sudah disembukan oleh Yesus mengakibatkan dia berhadapan dengan orang-orang Farisi. Dia diinterviu oleh mereka tentang kesembuhan yang terjadi pada dirinya tetapi wawancara itu bukan mencari kebenarannya tetapi mencari kesalahan Yesus. Apalagi ketika Yeus melakukan mujizat itu bertepatan pada hari sabat. Hari sabat bagi orang-orang Yahudi adalah hari yang dikuhsuskan sebagai hari peristirahatan, hari yang mereka kuduskan bagi Allah. Itulah sebabnya mereka tidak percaya kepada Yesus bahwa Dia datang dari Allah karena tidak memelihara hari sabat (ay. 16a). penolakan itu merupakan ujian pertama bagi iman orang buta tersebut. Namun rupanya perkatan itu tidak mengurangi kepercayaannya dan ia tetap percaya bahwa “Yesus adalah seorang nabi”(17).
Masalah kedua yang dihadapi yaitu ketika orang Farisi tidak percaya pada kesaksian orang buta tersebut sehingga mereka datang kepada orang tuanya untuk memintah kesaksian tentang kejadian kesembuhan anaknya. Tetapi orang tuanya tidak membantu dia untuk memberikan kesaksian yang sebenarnyai. Orang tuanya lebih tunduk, takut kepada orang-orang Yahudi dari pada menyatakan kesaksian yang sebenarnya. Saya yakin ketika anak buta itu melihat orang pertamakali dia datangi dan ceritakan peristiwa itu adalah orang tuanya, jadi tidak mungkin orang tuanya tidak mengetahui siapa yang menyebuhkannya dan bagaimana anaknya disembukan. Memang kelihatannya orang tuanya seolah-olah bijak tetapi tindakannya bukanlah tindakan yang diinginkan oleh Tuhan, mengapa? Kerana yang Tuhan kehendaki adalah kita bersaksi tentang karya-Nya bagi orang lain.
Masalah yang ketiga, ia seolah-olah mendapat paksaan dari orang-orang Yahudi supaya ia beruba pikiran untuk tidak percaya bahwa Yesus datang dari Allah.(ay. 24). Bahkan sampai-sampai mereka mengejek dia ia adalah murid Yesus yang tidak tahu datangnya dari mana sedangkan mereka adalah murid-murid Musa, yang di mana kepadanya Tuhan telah berfirman (ay.28-29). Namun semua ujian ini tidak sedikitpun menggoncangkan imannya, tetapi ia tetap percaya dan berpegang teguh pada imannya, dan ia yakin bahwa Yesus yang telah menyembuhkan dia datangnya dari Allah, (ay.30-33). Karena imannya ia dikucilkan dan diusir keluar. Sebab itu harus kita sadar bahwa ketika kita mulai mengikut Yesus, bersaksi tentang Dia kita harus berani memikul salib. Iman kita akan semakin kelihatan kemurniannya ketika kita melewati banyak masalah, dan penderitaan. Oleh sebab itu jangan lari dan menghindar dari masalah tetapi jadikanlah masalah sebagai batu loncatan dalam pertumbuhan iman kita.

5. Mengenal Yesus secara pribadi (ay. 35-41).
Mengenal bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi arti mengenal lebih daripada mengetahui. Sebab mengenal memiliki unsure keintiman didalam suatu hubungan persahabatan atau persaudaraan. Ketika Yesus mendengar bahwa orang buta itu telah diusir oleh orang-orang Yahudi, Yesus menemui dia dan melakukan pecakapan dengan Ia menyatakan siapa diri-Nya, dan pada saat itulah ia mengenal siapa Yesus sebenarnya yang telah menyembuhkan dia. Rupanya dia bukan hanya sekedar nabi yang datang dari Allah tetapi Yesus adalah Tuhan. Dengan iman ia percaya bahwa Yesus adalah Anak manusia yang diutus Allah untuk menebus umat manusia dari kuasa dosa. Perhatikan kata “mendengar dan bertemu” ; “mendengar” menunjukkan bahwa Yesus meninggalkan jauh orang buta itu, berarti Yesus ada di sekitar daerah itu . sedangkan kata “bertemu” menunjukkan inisiatif Yesus. Jadi mengenal Yesus bukanlah inisiatif manusia tetapi Allah yang berinisiatif memberikan dirinya sehingga kita dapat mengenal Nya
Sangat menarik jika kita perhatikan mengenai pengenalannya tentang Yesus, ternyata pengenalannya itu terus berkembang. Mula-mula ia menyebut Yesus sebagai seseorang (ay.11), kemudian ia menyebutkan Yesus adalah nabi (ay.17), seorang yang melakukan mujizat (ay.25). kemudian menyebut-Nya sebagai seorang yang datang dari Allah dan di dengar Allah (ay.31,33); dan pada akhirnya percaya bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang diutus Allah (ay.38). Pengenalannya itu tidak secara spontan, tetapi melalui suatu proses dan hal itu tidak mudah dan menyenangkan tetapi perlu untuk memikul salib.
Ketika orang kita bertobat seringkali kita berkata “saya telah menemukan Yesus” perkataan ini benar tetapi kita jangan puas sampai disitu.. R.C Sproul berkata “pada saat kita menemukan Kristus, saat itu bukan merupakan akhir dari pencarian kita, melainkan awal dari pencarian kita.” Biasanya, pada saat kita mendapatkan apa yang kita cari, hal itu merupaka tanda berkhirnya pencarian kita. Tetapi ketika kita “mendapatkan” Kristus, itu adalah awal dari pencarian kita. Ingatlah, ketika kita menemukan Yesus bukanlah akhir dari pencarian kita tetapi menemukan adalah awal pencarian dan pengenalan akan Kristus. Pertemuan membawa kepada pengenalan dan pengenalan kepada keintiman dan ketergantungan kepada Allah. Ketika kita mulai bergantung pada Allah maka iman kita mulai mengalami pertumbuhan. Kembali lagi “Gerakan pertumbuhan ini digerakan oleh pencarian akan Allah secara teru-menerus hingga kita mengenal Yesus . Jadi hasil wujud dari hidup yang diubahkan adalah mengenal Yesus Kristus secara pribadi dalam hidup kita.







God bless You

Selasa, 14 Juli 2009

MENJADI PENYEMBAH YANG BERKENAN

MENJADI PENYEMBAH YANG BERKENAN

YOHANES 4: 10-26

Pada mulanya Tuahan menciptakan manusia dengan begitu sempurna tanpa sesuatu yang menyebabkan mereka kehilangan persekutuan dengan Tuhan. Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi penyembah-penyembah-Nya. Tetapi pada saat manusia jatuh dalam dosa dan gambar Allah yang ada dalam diri manusia menjadi rusak, dan hilangnya persekutuan yang begitu indah antara manusia dengan penciptanya. Jhon Calvin mengatakan bahwa “Pada saat manusia jatuh dalam dosa, maka manusia mengalami yang namanya kerusakan total” artinya gambar Allah tersebut rusak dan manusia yang berdosa tidak dapat dipulihkan lagi dengan kekuatannya sendiri. jadi kalau gambar Allah yang ada dalam diri rusak total maka manusia tidak dapat lagi menjadi ciptaan yang menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran.

Tetapi Tuhan tidak mau melihat ciptaan-Nya itu, tidak memiliki tujuan akan masa depan, dan Tuhan tetap pada tujuan utama-Nya yaitu supaya manusia ciptaan-Nya tersebut menjadi penyembah-pembeh-Nya sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan tahu bahwaw manuysia yang berdosa tidak akan bisa dan mampu menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran karena manusia sudah mengalami kerusakan secara total, oleh sebab itu untuk manusia dapat menjadi penyembah-Nya maka manusia harus dipulihkan dahulu, hal itu bukan manusia yang bertindak tetapi Allah sendiri yang melkuakna-Nya melalui Yesus Kristus. Hal inilah yang mempukan manusia yang percaya kepada Kristus dapat menjadi penyembah-penyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran.

“Hanya melalui karya Tuhan yang terbesar akan memapukan orang percaya untuk menjadi penyembah-penyembah-Nya dalam Roh dan Kebenaran”

Siapakah yang layak menjadi penyembah-penyembah Bapa dalam Roh dana Kebenaran ?

1. Orang yang diselamatkan (ayat 13-14)

Dalam percakapan Yesus dengan perempuan Samaria dalam konteks mengenai Air Hidup, dalam pasal ini Yesus menceritakan dan menawarkan akan sumber Air Hidup yang memberikan hidup kekal. Yesus adalah sumber Air Hidup itu sendiri, jadi pantaslah apabila Ia menawarkan tetang Air hidup tersebut. Yesus tahu bahwa perempuan Samaria sangat memerlukan sumber air tersebut (ayat 15). Konteks tentang Air Hidup ini memilki pengertian bahwa keselamatan hanya besumber dari Yesus dan satu-satunya jalan keselamatan itu (Yohanes 14:6). Jadi apabila kita mau menjadi penyembah Tuhan yang benar terlebih dahulu kita harus diselamatkan, sebab manusia yang berdosa tidak akan pernah bisa menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran.

2. Orang yang dinyatakan kebenaran kepadanya (ayat 16-22)

Dalam ayat 16-19; menceritakan tentang kehidupan perempuan di masa lalunya, di sini Tuha menyatakan sesuatu yang benar tentang kehidupan pribadi perempuan tersebut. Kemahatahuan Yesus inilah yang membuat perempuan Samaria memiliki pengakuan bahwa Yesus adalah seorang Nabi besar. Satu kebenaran sudah terungkap dari pengakuan perempuan ini, bahwa Yesus adalah Nabi. Dan dalam ayat 20-22 di sini Tuhan Yesus lagi mengubah pola pikir perempuan tersebut dalam hal penyembahan.

Penyembahan yang ada di Samaria dan di Yerusalam kedua-duanya ditolak oleh Yesus, karena di Samaria mereka menyembah roh yang mereka tidak kenal, jadi mereka hanya menyembah roh dan tidal tahu kebenaran yang menjelaskan siapa roh yang mereka sembah tersebut. Sedangkan di Yerusalam para ahli Taurat dan orang Parisi tahu kebenaran Hukum Taurat dan Kitab para Nabi, tetapi mereka tidab menyembah dalam Roh. Artinya mereka hanya menyembah dengan akal pikiran dan pengetahuan mereka saja, karena apabila penyembahan mereka sesuai dengan logika dan pengetahuan diterima atau ditolak. Hal inilah yang membuat Tuhan Yeus menolak penyembahan yang ada di Samaria dan Yerusalem, tetapi Yesus menyetakan kepada perempuan itu bahwa kami menyembah apa yang kami kenal sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Artinya pusat penyembahan yang sesungguhnya telah datang dan bukan di Gunung Gerizim atau di Yerusalem tempat penyembahan. Jadi Yesus mengubah pola pikir perempuan tersebut dalam menyatakan kebenran tentang siapa objek penyembahan yang sebenarnya.

3. Orang yang rohnya dipulihkan (ayat 23-24)

Di dalam Yohanes 4 memberi wahyu terbesar tentang penyebah dan utnuk mengerti puasat penyembahan. Di dalam konteks ini Tuhan Yeusu sedang menunjukkan bahwa penyembahan tidak lagi diikat pada waktu atau tempat tertentu. Termasuk di Yerusalem di mana orang-orang Israel menyembah kepada Tuhan dan juga bukan di gunugn Gerazim di mana bangsa Samaria mneyembah. Melaikan penyembahan yang sesungguhnya adalah “pekerjaan roh manusia menggapai Roh Allah”. Roh manusia merupakan bagian yang dapat mwengenal dan bersekutu dengan Tuhan dan juga bagian yang dapat menyembah Tuhan. Tetapi masalahnya adalah manusia sudah jatuh dalam dosa dan mengalami kerusakan secara total,roh yang adadalam diri manusia menjadi rusak sehingga menyebabkan mereka tidak dapat menyembah Tuihan dalam Roh dan Kebenaran. Oleh sebab itu untuk manusia dapat menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran maka kerusakan tersebut harus dipulihkan terlebih dahulu. Kematian dan kebangkitan Yesus yang dapat memulihkan kerusakan tersebut sehingga roh manusia merupakan bagian yang dapat mengenal dan bersekutu dengan Tuhan.

Jadi Tuhan adalah Roh sehingga setiap orang percaya dituntut menyembah-Nya dengan prinsip menyembah dalam Roh dan kebenaran sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Yohanes dalam ijnjilnya (Yohanes 4:24). Itulah sebabnya penyembahan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Aktivitas penyembahan harus lahir dari roh manusia, sehingga penyembahan bukan hanya sekedar ritual tetapi lebih dari pada itu yaitu aktualisasi dalam hidup. Dengan Roh setiap orang yang menyembah-Nya memperoleh pengalaman dengan Tuhan memalui penghormatan kepada-Nya yang telah meyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus pada segala waktu dan segala tempat.penyembahan dalam kebenaran tidak ada sedikitpunsuatu kepura-puraan tetapi segalanya murni, tidak ada kepalsuan. Ini artinya kekudusan menempati peran yang tinggi ketika seseorang datang melayani-Nya. “Kuduslah kamu sebab Aku kudus” (2 Pet 1:16). Kekudusan dalam aspek positif berarti utuh, kehidupan yang seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan dan dipisahkan untuk dipakainya.

Syarat untuk bersekutu dengan Dia hanyalah beriman kepada-Nya dan kepada apa yang telah Ia djanjikan. Jika persekutuan itu putus karena dosa maka akan diperbaiki melalui pengampunan Tuhan atas dasar tebusan yang telah ditetapkan oleh Tuhan sendiri. untuk hal ini Perjanjian Lama memiliki prinsip; “karena nyawa mahkluk ada dalam darahnya dan aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawanya” (Im. 17:11). AMIN

JANGAN TAKUT UNTUK MELANGKAH

JANGAN TAKUT UNTUK MELANGKAH

ROMA 8: 31-39

Di dalam kehidupan kekristenan apabila kita menyadari bahwa hidup kita adalah anugerah, bahwa kita telah mendapatkan keselamatan dan telah dipersatukan di dalam Kristus. Sehingga setiap segi kehidupan kita di ubahkan baik pikiran, maupun karakter kita yang lama semuanya sudah diperbaharui. Dan hal itu pasti terjadi dalam kehidupan kita yang telah mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.

Tetapi yang menjadi masalahnya sekarang adalah apakah kita sudah siap melangkah dalam menjalankan pengembaraan kita sebagai orang asing di dunia ini ( Fil 4: 20 ). Menjadi hamba Tuhan salib merupakan bagian dari hidup yang tidak mungkin dipisahkan. Dalam meresponi akan panggilan Tuhan yang mulia, kita akan diperhadapkan dengan banyak tantangan, mungkin dari keluarga kita, masyarakat bahkan orang yang kita kasihi sekalipun akan menjadi tantangan yang harus kita lewati. Dengan adanya hal itu masihkah kita tetap melangkah dalam iman, sehingga kita akan sampai ketempat tujuan, untuk mencapai tujuan ini tidak mudah dan seenak kita menikmati makanan yang lezat yang siap untuk dihabiskan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan hati dan pikiran yang di kuasai oleh Firman Tuhan dan iman yang berpusat padsa Kristus, yang dapat memapukan kita untuk tetap melangkah.

“ Iman yang berakar pada kebenaran Firman Tuhan akan membuat hidup orang percaya memiliki alas an untuk melangkah dalam iman yang sejati”

Mengapa dan apa yang menyebabkan orang percaya untuk tidak takut melangkah dalam dunia yang menakutkan.

1. Karena Allah di pihak kita ( ay. 31 )

Kata dipihak berarti berada disisi ( disebelah kiri atau kanan ) dengan kata lain berada di sisi atau di sebelah kanan atau kiri, dan bukan lawan/ musuh tetapi teman yang mendukung disis atau disebelah kita. Apabila kita melihat kata di pihak pada ayat 31 ini memuliki pengertian tentang perlindungan dan pertolongan Tuhan. Perlindungan dan pertolongan Tuhan merupakan suatu jaminan akan janji Tuhan kepada setiap orang yang telah dipersatukan dengan Kristus, Kristus Yesus mati dan bangkit dan naik ke Sorga merupakan tanda bahwa Ia telah menyelesaikan misi-Nya di dunia. Kristus tidak hanya menyelamatkan dan menjamin akan hidup yang kekal, lalu Ia meninggalkan kita begitu saja, tetapi Ia memberikan janji-Nya bahwa akan berada di sisi atau di pihak kita yang merupakan pembela bagi kita dalam pengadilan sehingga tidak ada orang yang dapat menggugat orang pilihan-Nya (ay.33).

Jika kita mengingat kembali akan sejarah bangsa Israel dimana mereka keluar dari tanah perbudakan dan memasuki tanah yang telah di janjikan kepada mereka, ada begitu banyak rintangan dan tantangan yang berusaha menghadang langkah mereka tetapi Allah yang berperang dan membela mereka. Jika Allah tidak dipihak mereka maka bangsa Israel akan mengalami kekalahan yang bsar, jadi begitunya kebutuhan kita akan pertolongan dan perlindungan Allah dalam hidup kita, karena kita tidak bisa berbuat apa-apa karena itu harus adanya penyerahan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan dan pembelaan Tuhan menjadi bagian hidup kita.

Allah di pihak anda: andaikan Allah mempunyai kalender, Dia akan melingkari hari ulang tahun anda. Andai Allah mengendarai mobil, nama anda akan tertara dibumber mobil itu. Andai di Sorga terdapat sebatang pohon, Dia akan mengukir nama anda di kulit pohon itu. Dan kita semua tahu kalau Allah mempunyai banyak tato dan kita juga tahu apa gambarnya, sebagaimana pernyataan-Nya “Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku” ( Yes 49:16).

2. Karena Kristus telah memberikan kemenangan (ay.37)

Kata kemenangan berarti dapat mengalahkan musuh dalam suatu pertempurang, kemenangan juga dapat terjadi karena memiliki kelebihan atau keunggulan.untuk memperoleh suatu kemenangan sangat diperlkan suatu perjuangan dalam pertempuran tersebut, tanpa adanya perjuangan mustahil dapat memperoleh kemenangan. Tetapi bagi kita orang yang percaya yang telah memperoleh penebusan dan disatukan dengan Kristus, kemenangan itu adalah pemberian Tuhan. Yesus telah mati dan bangkit dari kematia dan telah mengalahkan maut yang berkuasa atas hidup umat manusia menandakan puncak kemenangan-Nya, dan kemenangan Kristus adalah kemenangan bagi kita sebagai anak-anak-Nya yang percaya. Tapi kita perlu ketahui bahwa iblis akan terus menyerang kita dengan berbagai hal yang akan membuat kita bimbang akan kemenangan yang telah Kristus anugrahkan, karena kita akan diperhadapkan dengan tantangan dan masalah yang membuat kita undur dari panggilan kita.

Dalam terjemahan Indonesia sehari-hari dari ayat 36-37 adalah “sepanjang hari kami hidup di dalam bahaya maut karena Engkau. Kami diperlakukan seperti domba yang mau disembelih”. Memang itu tidak bisa dihindari oleh murid Kristus dan harus dihadapi dan itu bukan senjata pemungkas iblis, yang dapat membuat kita undur dari panggilan kita. Tapi Firman Tuhan mengatakan jawaban yang tepat yaitu “ Tidak! Malah di dalam semuanya itu kita mendapat kemenangan yang sempurna oleh Dia yang mengasihi kita ( IBIS). Artinya Tuhanlah yangtelah berperang dan memberikan kemenangan bagi anak-anak-Nya.

3. Karena Allah mengasihi kita ( ay. 38-39 ).

Yang menjadi kunci dan inti dari dua poin di atas adalah karena Tuhan mengasihi kita, karena kalau bukan kasih, itu tidakakan pernah terjadi dalam hidup kita dan kita masih hidup dalam perbudakan sehingga kita sama saja dengan orang yang tidak percaya. Dalam ayat 35,38,39 menjelaskan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita, karena Tuhan mengasihi kita dan kalau Allah mengasihi kita maka Ia akan menjadi pembela dan memberikan kemenangan kepada umat-Nya.

Kata mengesihi mempunyai arti mencintai, manaruh kasih kepada orang yang dicintai. Jadi kalau kita mengasihi seseorang pastilah kita yang pertama-tama yang akan membelanya, melindunginya sehingga ia tidak bisa disakiti oleh orang lain. Demikian juga dengan Tuhan, Ia telah membuktikan kasih-Nya dengan cara datang ke dalam dunia dan mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan bahkan bangkit untuk memberikan kemenangan yang sempurna bagi kita, itulah bukti kasih Kristus. Maka tidak ada alas an lagi untuk kita takut melangkah , walaupun kita diperhadapkan dengan berbagai tantanganbahkan maut sekalipun tidak akan memisahkan kita dari kasih Kristus.

Saya mengajak kita semua merenungkan pertanyaan ini dan kita menjawabnya dalam hati masing-masing.

1. Apakah Allah menyelamatkan kita supaya kuatir?

2. Apakah Dia menarik kita berjalan untuk melihat kita jatuh?

3. Apakah Dia yang telah menyerahkan diri-Nya untuk dipaku di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita, begitu saja mengabaikan doa-doa kita?