Selasa, 09 November 2010

KEBENARAN-KEBENARAN IMAN KRISTEN

I. ALLAH BAPA

A. PRIBADI-NYA
Kalau berbicara mengenai pribadi Allah sangat sulit, karena pribadi menurut pandangan manusia memiliki pengertian yang tidak pas, karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sedangkan kata ”Pribadi” tampaknya terbatas dan tidak bisa melakukan sesuatu dalam waktu yang sama. Seperti yang Allah lakukan, memang sulit berbicara mengenai pribadi Allah, tetapi Alkitab sendiri banyak menjelaskan tentang Pribadi Allah
Dalam ajaran yang benar harus ada persekutuan antara yang menyembah dan yang disembah, yaitu antara manusia dengan Allah secara pribadi. Bila Allah bukan satu pribadi tentu manusia tidak dapat bersekutu dengan Dia. Demikian juga kalau manusia bukan satu pribadi tentu tidak ada persekutuan antara Tuhan dan manusia. Allah adalah pribadi dalam hal itu banyak dibuktikan oleh Alkitab
Ketika berbicara mengenai pribadi kita harus tahu apa itu pribadi yang dimaksud pribadi memiliki 3 hal yaitu pengetahuan, perasaan, dan kehendak
a. memiliki pengetahuan artinya Tuhan tahu segala sesuatu dalam diri-Nya dan manusia bahkan seluruh ciptaan-Nya (Ams. 15:3; Yer. 29:11; Ibr. 4:13)
b. memiliki perasaan, artinya Ia bisa senang, marah, kecewa, sedih, dan sebagainya (Mzr. 33:5; Ibr. 4:13; Yak. 5:11)
c. Memiliki kehendak artinya Ia sebagai pribadi yang mempunyai keinginan dalam diri-Nya yang harus dilaksanakan Dia (Mzr. 115:3; Yes. 46:10; Dan. 4:35; Mat. 19:26)
Allah adalah pribadi yang hidup, dalam Yeremia 10:3-9, menjelaskan bahwa Allah tidak sama dengan berhala-berhala yang sebenarnya hanya benda-benda mati, bukan satu pribadi. Berhala tidak dapat berbicara, berjalan, berbuat baik dan jahat, akan tetapi Tuhan (Yahwe) lebih dari berbudi dari pada semua yang berbudi dan Ia adalah yang hidup, Raja yang kekal, satu pribadi yang bisa marah. Dalam Kis. 14:15, Rasul Paulus berkata tentang Allah yang hidup, Paulus menjelaskan bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup. Ia mendengar, melihat, berperasaan, bekehendak, bekerja dan Ia merupakan satu pribadi yang hidup. Allah harus dibedakan dengan berhala-berhala yang sebenarnya hanyalah berbeda mati yang bukan satu pribadi. Allah harus dibedakah dari mahluk-mahluk yang Ia ciptakan, Ia adalah satu pribadi. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah satu pribadi. Dan setiap pribadi mempunyai pengetahuan/intelektual akan dirirnya sendiri dan mempunyai kehendak sendiri. Pengetahuan tentang diri-Nya sendiri bukan hanya sekedar pengetahuan biasa, manusia punya pengetahuan sedikit dan manusia mempunyai kuasa untuk mengambil keputusan dan melakukan sesuatu, menyadari keadaan dirinya. Semua perbuatan manusia ditentukan dan dikendalikan dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan Allah adalah satu pribadi yang mengetahui keadaan diri-Nya sendiri, seluruh mahluk ciptaan-Nya dan mempunyai kehendak diri secara sempurna. Ketika Tuhan memperkenalkan diri_nya kepada Musa dalam Kel. 3:14, ”Aku adalah Aku”. Maksud dari perbuatan ini menunjukkan bahwa Allah adalah satu pribadi. Dan setiap nama yang Tuhan sebutkan yang tertulis dalam Alkitab hanya menyatakan Ia adalah satu pribadi. Dalam Alkitab sangat dijelaskan perbedaan Allah Israel yang mahakuasa dan Illah bagi kafir. Perbedaan Allah yang hidup dan berhala yang mati, Allah mempunyai sifat-sifat pribadi yang nyata (Kej. 6:6; 1 Raj. 11:9; Ul. 6:25; Why. 6:160 dan masih banyak lagi buktnya dalam Alkitab.

B. KARYA-NYA
Bila berbicara mengenai karya allah, kita semua percaya bahwa semua yang ada dalam alam semesta dan sesuai yang terjadi adalah karya Allh.
a. Karya-Nya dalam penciptaan.
Sejak zaman dulu manusia telah berusaha memecahkan ”teka-teki” alam semesta ini. Ilmu engetahuan ataupun akal manusia tidak sanggup memecahkan masalah ini. Pemecahan teka-teki asal mula alam semesta ini harus datang dari Alkitab dan harus diterima dengan iman.
Banyak ayat Alkitab berbicara mengenai penciptaan langit dan bumi yang mula-mula dan penciptaan seluruh umat manusia oleh Allah. Bahkan hampir seluruh Alkitab yang menerangkan bahwa allah adalah penciptaan langit dan bumi beserta segalanya. Orang percaya mengakui bahwa penciptaan dilaksanakan melalui kehendak yang berdaulat serta hasil karya Allah yang mahatinggi, Dia hadir didalam ciptaan-Nya.
b. Karya-Nya dalam pemeliharaan atas semua ciptaan_nya.
Sesudah Tuhan selesai menciptakan alam semesta ini apakah Ia akan meninggalkan begitu saja, sebagaimana seorang tukan pembuat jam setelah jam itu jadi lalu ditinggalkan dianggap pekerjaannya sudah selesai. Pemilihan Allah dikenal dengan istilah Providensia memiliki arti melihat/mengetahui sebelumnya. Alkitab lebih banyak berbicara tentang pekerjaan Allah dalam memelihara ciptaan-Nya dari pada tentang pekerjaan Allah dalam penciptaan. Allah menjalankan pemerintahan yang berdaulat atas segenap ciptaan-Nya. Allah memerintah dunia dengan maksud untuk membahagiakan mahluk ciptaan-Nya.



II. ALLAH ANAK

A. PRIBADI-NYA
Yesus Kristus adalah satu pribadi, tetapi Ia memiliki dua sifat, yaitu sifat Ilahi dan sifat manusiawi. Dia adalah Allah sejati dan manuia sejati terdiri atas tubuh dan jiwa rang rasional. Ia sehakikat dengan Bap[a dalam keAllahhan-Nya dan sehakikat dengan manusia dalam kemanusiaan-Nya, kecuali dosa. Perbedaan antara dua tabiat dalam diri Yesus Kristus tidak berkekurangan ketika dipersatukan, namun keistimewaan masing-masing tabiat /sifat itu tetap terpelihara sekalipun disatukan didalam diri Yesus Kristus. Yesus tidak terbagi menjadi dua pribadi, Ia adalah satu pribadi yaitu Anak Allah.
Bila mempelajari tentang pribadi Kristus sangatlah sulit karena kepribadian-Nya sangat uni, tidak ada satupun oknum lain yang sama dengan Dia. Kristus memiliki dua tabiat yang dalam diri-Nya dan ini memberikan suatu pemahaman bahwa Yesus adalah satu pribadi bukan dua. Jangan kita berpandangan yang salah tntang ini. Yesus adalah sepenuhnya manusia dan sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah satu pribadi yang dicuptakan Allah menurut rupa dan gambar Allah (Kej. 2:28), dan pasti manusia adalah mahluk yang berpribadi. Kristus pada saat yang sama memiliki sifat-sifat yang kelihatannya bertolak belakang. Misalnya Ia bisa lemah tetapi Mahakuasa, Ia bertambah dalam pengegahuan-Nya tetapi Ia mahatahu, terbatas tetapi tidak terbatas dan lain-lain. Bila dilihat ketika Yesus berbicara tentang diri-Nya sendiri sebagai satu pribadi yang utuh, tetapi kita akan melihat bahwkan sebenarnya tidak ada sesuatu yang menunjukkan gejala keterbelahan dalam kepribadian-Nya tersebut. Alkitab menuliskan bahwa setiap orang yang berbicara dengan Dia menganggap sebagai seorang pribadi yang utuh/tunggal dan tidak terbelah. Bila kita berbicara tentang kesadaran-Nya sangat jelas bahwa kdalam kesadaran diri yang Ilahi Yesus senantiasa sadar akan keilahian-Nya, seperti juga kesadaran akan kemanusiaan-Nya dan itu selalu beroperasi penuh dan kedua tabiat-Nya itu tidak pernah bertentangan. Begitu juga dengan kehendak-Nya. Kehendak manusiawi pasti ingin menjahui salib dan sebaliknya kehendak yang Ilahi pasti ingin menjahui hal menjadikan dosa. Tetapi Alkitab mencatat bahwa kehendak Yesus selalu untuk melakukan kehendak bapa-Nya yang di sorga (Ibr. 10:7,9).

B. KARYA-NYA
Yesus Kristus sebagai pribadi kedua allah Tritunggal mempunyai karya yang telah diselesaikan sejak awal dunia ini dan Alkitab mencatat termasuk pekerjaan utama-Nya sebagai penebus untuk membebaskan manusia dari dosa yang mengikat pada saat datang kedunia. Dan Alkitab juga mencatat bahwa Ia akan menyelesaikan sisa pekerjaan-Nya setelah naik ke sorga dan akan datang kembali kedunia serta menjadi hakim yang adil dan memberikan anugerah hidup yang kekal bagi umat-Nya di sorga.
Hal-hal yang dikerjakan Allah Anak sebagai pribadi Allah Tritunggal:
a. Sebagai pencipta
Keita jangan berpikir yang menciptakan alam semesta ini hanya allah Bapa tetapi ketiga Allah Trinitas juga terlibat dalam penciptaan tepat seperti yang Alkitab katakan: bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Dia ... (Yoh 1:3) dan didalam Dia telah diciptakan segala sesuatu ... (Kol. 1:16-17).
Firman Tuhan diatas memberikan pemahaman dimana Yesus Kristus dalam keEsaan dan keTritunggalan-Nya, sangat memiliki peranan penting dalam proses penciptaan. Allah Tritunggal, oleh kehendak-Nya sendiri dan untuk kemuliaan-Nya sendiri tlah menciptakan alam semesta tanpa menggunakan suatu benda yang kelihatan maupun tidak kelihatan.
b. Sebagai Mesias dan Penebus dosa
Salah satu dari pekerjaan Yesus yang akan digenapi dimasa mendatang adalah kedatangan-Nya yang kedua kali untuk menjadi Hakim dan Raja. Pekerjaan dimaksud akan digenapi setelah Ia menyelesaikan tugas-Nya didunia untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, sehingga Ia mati diatas kayu salib dan pada hari ke-3 Ia bangkit diantara orang mati. Dan Ia naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi umat pilihan-Nya (Yoh. 40:1-31), serta akan datang dari sorga untuk yang kedua kalinya demi menjalankan peran-Nya sebagai Raja dan Hakim.
c. Sebagai penggenapan rencana Allah
Yesus adalah bagian dari rencana dan ketetapan-Nya sehingga Yesus Kristus ada sejak kekekalan masa lampau. Alkitab menulis tentang Yesus yang diutus dan datang dari atas (Yoh. 3:17, 31). Artinya Dia turun dari sorga untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Dia (Yoh. 6:38). Inkarnasi Kristus adalah suatu rencana dan ketetapan allah dan semua dan bukan terjadi sesudah manusia jatuh dalam dosa. Karena Kristus adalah pribadi yang akan menggenapi semua rencana Allah, maka banyak ayat-ayat ki PL mencatat kedatangan Kristus sudah dipersiapkan oleh Allah.
d. Sebagai korban pendamaian
Tujuan kedatangan Kristus dedunia adalah untuk menebus manusia dari dosanya melalui kematian dan pengorbanan-Nya. Karena manusia telah putus hubungannya dengan Allah karena dosa dan sangat perlu didamaikan kembali. Pendamaian adalah penghapusan kemurkaan dimana murka Allah diredahkan melalui Yesus Kristus, Allah telah mendamaikan diri-Nya dengan manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa kematian Yesus meruupakan suatu penetapan Allah untuk menyediakan penebusan sehingga terjadilah rokonsiliasi antara Allah dengan manusia. Yang dimaksud dengan rekonsiliasi adalah Allah memberikan damai yang sebelumnya adalah permusuhan dan allah memulihkan manusia pada persekutuan dengan diri-Nya sendiri. Jadi kematian Kristus menyediakan pendamaian, artinya bahwa tuntutan allah akan kebenaran demi Allah yang kudus telah dipuaskan sepenuhnya oleh Kristus.


III. ROH KUDUS

A. PRIBADI-NYA
Roh Kudus adalah salah satu dari pribadi Allah Tritunggal. Dalam membahas tentang pribadi Roh Kudus kita jangan berpikir bahwa personalitas (kepribadian) dapat eksis hanya dalam diri manusia, karena personalitas hanya dapat direalisasikan dengan keberadaan yang terbatas bukan pada yang tidak terbatas. Banyak para teolok mempunyai pandangan yang keliru pribadi Roh Kudus, mereka mengatakan bahwa Roh Kudus hanyalah suatu bentuk kuasa Allah atau pekerjaan Allah dan Roh Kudus merupakan satu pribadi dengan Bapa atau Kristus. Tetapi bila kita mempelajari sama seperti Allah Bapa dan Allah Anak, namun hal seperti ini bukan berarti Bapa bukanlah Anak, Anak bukanlah roh Kudus dan roh Kudus adalah allah. Roh Kudus seperti yang saya jelaskan diatas pasti memiliki sifat-sifat suatu pribadi sebagaimana manusia memiliki pribadi/personalitas.
a. Ia memiliki emosi berarti memiliki perasaan, kesadaran dan kemampuan untuk memberikan tanggapan pada sesuatu (Ef. 4:30; Yes. 63:10). Karena Roh Kudus memiliki emosi maka Ia dapat didukakan pada waktu orang percaya berdosa, Ia bisa marah, dan lain-lain.
b. Ia memiliki pengetahuan/intelaktual, berarti mengetahui apa yang ada dalam diri Allah dan setiap rencana serta ketetapan-Nya, Ia tahu, apalagi dengan manusia pasti Ia tahu semuanya.
c. Ia memiliki kehendak artinya Ia memiliki kuasa yang berdaulat dalam pemilihan dan keputusan-Nya. Roh Kudus juga berkuasa memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Sangat jelas Alkitab mencatat bahwa Roh Kudus memiliki emosi, pengetahuan, dan kehendak sebagai mana dari pribadi yang sejati.

A. KARYA-NYA
Setelah berbicara tentang pribadi Roh Kudus kita akan beralih pada karya-Nya mulai dari masa lampau sampai akan datang. Roh Kudus yang Alkitab catat karya-Nya yang sama dengan karya Allah Bapa dan Allah Anak.
1. Dalam penciptaan dan pemeliharaan-Nya
Menurut Alkitab penciptaan dilakukan oleh 3 Oknum Tritunggal yaitu Bapa (Why 4:11), Anak (Yoh. 1:3) dan Roh Kudus (Kej. 1:2). Dalam Ayub. 33:4; Elihu berkata ”Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup”, dari ayat ini mengindikasikan bahwa Roh Kudus terlibat dalam penciptaan. Roh Kudus juga tidak hanya terlibat dalam penciptaan, tetapi juga dalam pemeliharaan-Nya.
2. Karya-Nya dalam diri orang tidak percaya
Roh Kudus juga berkarya dalam dunia orang-orang yang tidak percaya. Ia berkarya secara aktif melalui orang-orang untuk melaksanakan berbagai tujan-Nya, yaitu menginsafkan dunia akan dosanya serta keperluan mereka akan keselamatan dan Ia mengendalikan derta mengawasi arah kejahatan.
3. Karya-Nya dalam diri orang percaya
a. Mengajar : Kristus berjanji akan mengutus seorang ”penolong yang lain” (Yoh. 14:16). ”Yang lain” menekankan bahwa Roh Kudus akan menjadi penolong yang serupa dengan Kristus. Kristus telah mengajar murid-murid-Nya demikian pula roh Kudus akan mengajar mereka (Yoh. 14:26).
b. Bersaksi: Yesus berjanji pada murid-murid-Nya bahwa Roh Kudus ”akan memberikan kesaksian tentang Aku” (Yoh. 15:26). Roh Kudus akan bersaksi tentang pengajaran Yesus bahwa Ia telah datang dari Bapa dan telah menyatakan kebenaran Allah.
c. Membimbing: Yesus mendeklarasikan bahwa pada waktu Roh Kudus datang, Ia akan membimbing mereka semua pada kebenaran (Yoh. 6:13). Jadi, Roh Kudus bisa digambarkan seperti seorang pemandu atau pemimpin perjalanan menuju pada wilayah asing bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan, tetapi dikenal oleh pemandu itu. Demikianlah Roh Kudus membimbing orang percaya bahkan lebih dari pemandu.
d. Menyediakan : Ydlm Yoh. 16:18; Yesus mendeklarasikan masa depan pelayanan Roh Kudus, yaitu ”meyakinkan dunia”. Roh Kudus bertindak sebagai pengacara Ilahi yang menyatakan dunia tentang dosa, kebenaran dan penghakiman.
e. Melahirbarukan : ketika seseorang telah mengalami kelahiran baru berarti dilahirkan oleh Roh Kudus. Yesus telah memberikan hidup kepada orang percaya (Yoh. 5:21), demikian juga dengan Roh Kudus melahirbarukan manusia (Tit. 3:5)
f. Pendoa syafaat : pada saat orang percaya sedang lemah, Roh Kudus menyerukan keluhan orang percaya dan berdoa atas nama orang percaya (Rm. 8:26). Allah mengerti doa syafaat Roh Kudus dan menjawab doa dan bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan hidup orang percaya telah berdoa bagi Anak Allah (Rm. 8:18). Kristus juga berdoa syafaat bagi orang percaya dan Roh Kudus juga berdoa bagi orang lain. Jadi pribadi yang berdoa syafaat. Benda mati tidak bisa menjadi juru syafaat bagi orang lain, seorang pribadilah yang menjadi juru syafaat.


IV. MANUSIA

A. PENCIPTAAN
1. Didahului oleh suatu perundingan ilahi.
Kej 1:26-27 (26) Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka”.
Arti kata ‘kita’ dalam Kej 1:26:
1. Arti yang salah: ‘kita’ = Allah + malaikat.
Arti ini jelas salah, karena ini akan berarti bahwa:
 manusia diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.
 malaikat = co-creator / rekan pencipta dari Allah!
2. Arti yang benar: ‘kita’ = pribadi-pribadi dalam diri Allah Tritunggal.
Jadi jelas bahwa Kej 1:26 menunjukkan bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, terjadi semacam perundingan dalam diri Allah! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya pada waktu Allah menciptakan hal-hal yang lain. Ini menunjukkan bahwa sesuatu yang unik dan istimewa akan terjadi, yaitu penciptaan manusia!
2. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
 Gambar dan rupa (Image and likeness).
Ada yang membedakan dua istilah ini berdasarkan arti katanya.
Tetapi pembedaan ini jelas salah, karena dua kata ini digunakan secara bergantian / bisa dibolak-balik (interchangeable).
Kej 1:26 - gambar dan rupa (image and likeness).
Kej 1:27 - gambar (image).
Kej 5:1 - rupa (likeness).
Kej 9:6 - gambar (image).
1Kor 11:7 - gambar (image).
Kol 3:10 - gambar (image).
Yak 3:9 - rupa (likeness).
Karena kata ‘image’ dan ‘likeness’ bisa dibolak-balik dan demikian juga kata depan ‘in’ dan ‘after’, maka tidak ada alasan untuk membedakan antara ‘in our image’ dan ‘after our likeness’. Ini hanya suatu kebiasaan orang Ibrani dalam menyatakan sesuatu, dimana mereka sering menyatakannya, lalu mengulang dengan kata-kata yang berbeda tetapi yang artinya sama.
3. Manusia adalah gambar dan rupa Allah.
Artinya semua manusia adalah copy dari Allah, dan karenanya manusia mirip dengan Allah. Tentu kemiripan ini tidak terjadi dalam segala hal, karena Allah mempunyai sifat-sifat yang tidak bisa diberikan kepada orang lain (incommunicable attributes), seperti:
sifat self-existent (ada dengan sendirinya).
sifat tetap / tak bisa berubah.
sifat tak terbatas (maha ada).

B. KEADAANNYA
1. Sebelum jatuh ke dalam dosa
Dalam penjelasan diatas bahwa manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Hal-hal yang tercakup dalam ”gambar dan rupa Allah” dalam diri manusia sebelum jatuh kedalam dosa yang menunjukan bagaimana keadaan manusia sebelum jatuh dalam dosa.
a) Original righteousness (= kebenaran yang semula) yang terdiri dari pengetahuan, kebenaran, dan kekudusan yang benar. Jadi, manusia diciptakan tidak sekedar dalam keadaan tidak berdosa (innocent) / netral secara moral. Manusia diciptakan dengan suatu kesucian yang positif (positive holiness). Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia itu sempurna.
b) Allah adalah makhluk berakal. Manusia juga adalah makhluk berakal karena manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah.
Binatang hanya mempunyai naluri, bukan akal [Ayub 39:16-20 (Inggris: Job 39:13-17) Maz 32:9 Maz 49:21 Maz 73:22 Yudas 10]. Karena itu binatang tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Contoh:
• ikan / katak dalam berenang. Bandingkan dengan manusia yang bisa berenang dalam bermacam-macam gaya yang mereka ciptakan sendiri.
• harimau / singa dalam menangkap mangsa. Bandingkan dengan manusia dalam mencari nafkah.
• burung berkicau. Bandingkan dengan manusia dalam menyanyi yang bisa menggunakan suara 1, 2, 3, dan 4. Tidak ada burung-burung dimanapun yang bisa melakukan hal itu
• burung / binatang dalam membuat sarang. Bandingkan dengan manusia dalam membuat rumah yang begitu bervariasi.
• binatang makanannya terus sama. Bandingkan dengan manusia dalam menciptakan bermacam-macam makanan.
Jadi, akal adalah sesuatu yang sangat membedakan manusia dari binatang! Ada banyak orang Kharismatik yang mengatakan bahwa kita harus membuang akal, karena kalau tidak maka kita tidak akan terbuka terhadap pekerjaan Roh Kudus, persekutuan terindah dengan Tuhan tidak bisa terjadi, dan juga mujijat-mujijat tidak bisa terjadi. Ini salah dan tidak alkitabiah! Pembuangan akal seperti ini menjadikan kita seperti binatang! Kita memang tidak boleh bersandar pada akal (Amsal 3:5), tetapi itu tidak berarti bahwa kita harus membuang akal.
c) Manusia adalah makhluk bermoral (moral being).
Binatang bukanlah makhluk bermoral dan karena itu untuk binatang tidak ada dosa atau suci, baik atau jahat. Tetapi manusia adalah makhluk bermoral (seperti Allah, malaikat, setan), karena itu ada dosa / suci, baik / jahat. Kalau saudara tidak memperdulikan dosa / suci, baik / jahat, dsb, maka saudara menjadi seperti binatang.
d) Manusia adalah makhluk rohani.
Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah. Jadi, manusia adalah makhluk rohani. Kej 2:7 juga menunjukkan pemberian nafas hidup kepada manusia yang menyebabkan ia menjadi makhluk rohani. Ini menyebabkan manusia bisa berhubungan / bersekutu dengan Allah, berdoa, mendengarkan Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, dsb.
Binatang bukan makhluk rohani, sehingga tidak bisa berhubungan dengan Allah, berdoa, dsb. Kalau saudara tidak berusaha untuk berhubungan / bersekutu dengan Allah, saudara menjadikan diri saudara sendiri seperti binatang.
e) Manusia itu immortal (tak bisa binasa / musnah).
1Tim 6:16 mengatakan Allah itu tidak takluk kepada maut (immortal). Dikatakan ‘satu-satunya’ karena immortality adalah essential quality (= sifat hakiki) dari Allah. Allah mempunyai sifat itu dalam dan dari diriNya sendiri. Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah, maka manusia juga immortal. Immortality pada manusia ini meliputi:
o jiwa / roh: tidak ada akhirnya.
o tubuh: pada mulanya (sebelum ada dosa) tidak membawa benih kematian. Maut / kematian baru ada setelah ada dosa (Kej 3:19 Ro 5:12 Ro 6:23).
o Penguasaan atas alam dan binatang-binatang (Kej 1:26 Maz 8:6-9).
o Penguasaan / penggunaan alam oleh manusia. Tetapi dosa menyebabkan manusia merusak alam.
o Penguasaan terhadap binatang seperti: kebun binatang, sirkus, binatang jadi makanan manusia.
o Penguasaan terhadap penyakit / bakteri (ilmu kedokteran).

2. Sesudah jatuh ke dalam dosa
Alkitab mengajarkan kita bahwa dosa masuk ke dalam dunia sebagai akibat pelanggaran Adam dan Hawa di taman Firdaus. Dosa yang pertama terjadi oleh sebab cobaan iblis dalam bentuk seekor ular, yang menabur di dalam hati manusia benih-benih ketidakpercayaan kepada janji Allah. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa si ular yang mncul sebagai si penggoda dalam kisah kejatuhan manusia merupakan alat yang dipakai iblis ( Yoh 8:44; Rom 16:20; 2 Kor 11:3; Why 12:9). Dosa pertama terjadi manakala manusia memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Allah telah memberikan larangan kepada manusia,jelas sekali bahwa manusia tidak mau menundukkan diri secara total kepada Allah
@ dalam pikiran, manusia menjadi tidak percaya dan sombong
@ dalam kehendak, manusia mempunyai hasrat menjadi seperti Allah
@ dalam emosi, manusia mempunyai kepuasan yang tidak kudus
Akhirnya manusia kehilangan martabatnya sebagai makhluk yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dalam arti khusus (kebenaran, keadilan, kekudusan). Manusia menjadi berdosa dan rusak secara total, dan terbelenggu dalam penjara kematian (Kej. 3:19; Rom. 5:12; 6:23).
Dosa berarti kejahatan moral, dimana manusia harus bertanggung jawab atasnya, dan dosa menyebabkan manusia menjadi objek penghukuman Allah. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa dosa adalah ”pelanggaran hukum Allah” (I Yoh. 3,4). Dosa berarti gagalnya manusia untuk hidup berpadanan dengan hukum Allah. Alkitab selalu menyatakan bahwa dosa selalu berkaitan dengan hukum Allah (Rom. 1:32; 2:12-14; 4:15; 5:13; Yak. 2:9,10; I Yoh. 3:4). Kita dapat menjabarkan sebagai berikut:
• pelanggaran yang membuat mansuia dihukum oleh Allah (Rom. 3:19; 5:18; Ef. 2:3).
• Kerusakan hati, kecemaran moral; oleh sebab semua manusia berdosa karena Adam, dan karena itu dilahirkan dalam kodrat kerusakan (Ayb. 14:4; Yer. 17:9; Yes. 6:5; Rom. 8:5-8; Ef. 4:17-19).
Dosa bertahta dalam hati manusia, dan dari pusat ini menular ke pikiran, kehendak, perasaan, jadi ke seluruh diri manusia. Dosa ini kemudian diungkapkan dengan tindak tanduk yang nampak lewat bahasa tubuh, (Ams. 4:23; Yer. 17:9; Mat. 15:19,20; Luk. 6:45; Ibr. 3:12). Menurut Kitab Suci, dosa tidak hanya tindakan manusia yang terlihat, tetapi juga pikiran, perasaan dan maksud-maksud yang jahat dari hati manusia (Mat. 5:22; Rom. 7:7; Gal. 5:17,24). Di dalamnya termasuk pelanggaran dan kecemaran. Pelanggaran Adam diteruskan kepada kita. Oleh sebab itu ia berdosa sebagai kepala umat mansuia, kitapun berdosa didalam dia. Lebih lagi, kita kita mewarisi kecemaran tersebut. Akibatnya, kitapun condong kepada dosa, dan setuju kepada tindakan-tindakan dosa. Manusia pada dasarnya telah rusak total. Bukan berarti manusia menjadi sejahat-jahatnya, tetapi bahwa dosa telah mencemarkan tiap-tiap bagian hidup manusia, sehingga membuatnya tak mampu berbuat baik. Manusia tetap dapat melakukan tindakan-tindakan yang terpuji terhadap orang-orang sekitarnya. Tetapi bagaimanapun , perbuatannya yang terbaik tetap saja cacat sampai akarnya, sebab perbuatan tersebut bukan didorong oleh kasih terhadap Allah ataupun ketaatan kepada Allah.



V. KESELAMATAN

Doktrin keselamatan adalah suatu doktrin yang sederhana tetapi juga kompleks. Doktrin keselamatan tentunya berhubungan erat dengan sang Juruselamat itu sendiri. Jadi nilai keselamatan tergantung mutlak atas nilai Juruselamat.

A. ISTILAH
Didalam bahasa aslinya, kata keselamatan berasal dari kata kerja ”Sozo” yang artinya dasarnya ialah ”menjadi sehat”, ”menyembuhkan”, ”menyelamatkan”, ”menguatkan”, dalam kaitannya dengan manusia berarti ”menyelamatkan dari kematian atau mempertahankan hidup.
Pengertian keselamatan dalam PL dapat dilihat dari kata-kata ”Yasa” yang berarti ”kemerdekaan dari larangan-larangan dan ikatan-ikatan, melepaskan dari kehancuran moral dan memberikan kemenangan”. Jadi pemakaian kata diatas pengertiannya menunjukkan kepada ”pembebasan oleh Yahweh”.



B. CARA KESELAMATAN
Kejadian 3 adalah pasal utama yang membicarakan dosa masuk kedalam sejarah manusia. Kehadiran dosa mempengaruhi secara luar biasa akan kepribadian manusia dan hubungannya dengan Allah. Seriusnya dosa ialah karena bertentangan dengan pribadi dan karakter Allah. Pribadi Allah menurut penyelamatan manusia dan titik awal penyelamatan dimulai dan pribadi Allah.
Bagaimana cara pengobatan/penyelesaian dosa? Hikmat, anugerah, kuasa, dan kasih Allah yang tak terbatas merencanakan dan menyediakan keselamatan bagi manusia didalam Yesus Kristus. Jadi, keselamatan adalah Anugerah Allah.
Cara yang Allah pakai dalam keselamatan manusia adalah menyatakan anugerah-Nya melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus datang kedalam dunia mati diatas kayu salib menanggung dosa-dosa umat manusia, Efesus 2:8-9; karena kasih karunia kita diselamatkan bukan usaha kita tetapi pemberian Tuhan bukan hasil pekerjaan kita. Dari ayat ini sangat jelas bahwa keselamatan itu adalah anugerah, dan anugerah Tuhan ini bukan pemberian yang murahan, tetapi berharga dan mulia.
1. Subtitusi
Kematian Kristus sebagai subtitusi dengan cara Ia menggantikan posisi kita yang seharusnya dihukum karena dosa tetapi Ia rela menjadi pengganti dan mewakili orang berdosa menanggung hukuman. Subtitusi sangat penting karena melalui kematian Kristus tuntutan kebenaran Allah telah dipenuhi. Hal ini merupakan transaksi legal dimana Kristus menyelesaikan masalah dosa bagi umat manusia, Ia menjadi subtitusi bagi dosa manusia. Kematian Kristus menggantikan posisi orang berdosa yang sedang dalam penantian menerima hukuman Allah atas dosanya, karena kasih Allah kepada manusia yang mengharuskan Yesus mengambil tempat hukuman manusia. Dalam konsep subtitusi ini dapat diberikan suatu contoh yang memudahkan kita untuk mengerti lebih baik dan mendalam mengenai subtitusi. Ada dua orang bersuadara yang sudah tidak mempunyai orang tua lagi, anak yang paling tua adalah anak yang sangat baik dan terpandang bahkan menjadi seorang hakim dikota tempat tinggal mereka. Sedangkan anak yang bungsu terkenal karena kejahatannya yang membuat orang lain merasa tidak aman karena ulah dan tindakannya. Pada suatu saat anak yang bungsu dari dua bersuadara ini tertangkap oleh polisi karena melakukan kejahatan perampokan dan akhirnya ia mendapat tuntutan hukuman mati oleh kakaknya sebagai hakim yang memutuskan. Padahal kakaknya sangat sayang sekali kepada adiknya yang seharusnya ia jaga dan melindungi dan harus memutuskan dihukum mati. Besok adalah hari dimana adiknya akan mendapatkan hukuman mati, pada tengah malam datanglah si kakak dari penjahat ini yang tidak lain adalah hakim. Dan ia menyuruh adiknya keluar dan ia berkata kepada adiknya aku yang menggantikan posisimu sebagai orang yang dihukum, karena aku sangat mengasihimu tetaplah hidup. Akhirnya kakaknya meninggal menggantikan adiknya yang seharusnya mati dihukum akibat dosanya. Ini adalah gambaran dari pribadi Kristus yang mati menggantikan manusia yang berdosa, semuanya adalah karena kasih karunia.
2. Penebusan
”Agorazo” artinya ”membeli dari pasar” kata Yunani yang dipakai untuk penebusan, kata ini berhubungan dengan penjualan budak dipasar. Kata ini di pergunakan/dijabarkan orang percaya yang dibeli di pasar budak dosa dan dibebaskan dari ikatan dosa. Dan harga pembayaran untuk kebebasan orang percaya dan pembebasan dari dosa adalah kematian Yesus Kristus (1 Kor. 6:20; 7:23). Penebusan dipandang dari sudut pandang dosa, dimana manusia tadinya terikat oleh dosa dan membutuhkan dibebaskan dari ikatan dan perbudakan. Yesus menebus kita dengan darah-Nya yang mahal ( 1 Ptr.18-19 ), tindakan Yesus menebus,seperti seorang tuan yang menebus seorang budak dalam pasar budak, atau seorang tuan yang punya sahabat dan sahabatnya tersebut mengalami masalah keuangan lalu ia menjual barangnya yang paling berharga dan ia sayangi, ketika tuan adalah orang yang penuh kasih dan selalu peduli orang lain, ia pergi pasar tempat sahabatnya menjual barang tersebut dan menebus barang itu dan mengembalikannya pada posisinya yang semula. Seperti inilah tindakan penebusan Yesus yang mencurahkan darah-Nya untuk menebus manusia yang berdosa dan mengembalikan pada posisinya yang semula. Dan penebusan Yesus Kristus ini sekali untuk selamanya dan sempurna, jika penebusan Kristus ini sempurnan maka keselamatan yang kita miliki kekal.
3. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah berdamai dengan Allah, manusia yang terpisah dari Allah dibawa kembali pada persekutuan dengan Allah, melalui Kristus permusuhan itu dan murka Allah telah diangkat (Rm. 5:10). Rekonsiliasi dapat didefinisikan sebagai Allah mengangkat penghalang dari dosa dan menghasilkan damai dan memampukan manusia untuk diselamatkan. Kata rekonsiliasi berasal dari kata Yunani ”Katalasso yang berarti mengakibatkan suatu perubahan, untuk merekonsiliasi. Dalam hal ini Allah yang berinisiatif untuk rekonsiliasi manusia dengan diri-Nya (2 Kor. 5:18-19) dan manusia adalah objek dari rekonsiliasi.
4. Pertobatan
Pertobatan adalah berpaling/pembalikan pikiran seorang berdosa secara sukarela dari dosa (negatif) kepada Kristus (positif), tindakan berpaling dari segi negatif biasa disebut dengan pertobatan dengan dari segi positif disebut iman. Dengan demikian dapat digambarkan sebagai berikut:
DOSA ..... PERTOBATAN .... IMAN
Pertobatan ini adalah titik perubahan rohani yang fundamental, jika ditinjau dari segi manusia. Jika ditinjau dari segi perbuatan Allah, maka aspek ini dikenal kengan kelahiran baru. Alkitab mengakui bahwa berpaling dari dosa kepada Kristus adalah disebabkan oleh gerakan Ilahi (Yer. 31:18). Alkitab mengakui juga bahwa pertobatan ini harus disertai dengan tindakan manusia secara sukarela untuk berbalik haluan meninggalkan dosa dan memandang kepada Kristus saja (Yeh. 14:6; Kis. 3:19). Manusia harus atas kemauannya sendiri berbalik arah mengharapkan akan diselamatkan. Ada 3 unsur utama yang harus terlibat dalam pertobatan:
a. Unsur intelektual adalah melibatkan pengertian/pengenalan akan dosa diri sendiri, pengakuan rasa bersalah, rasa tercela dan rasa tidak berdaya (Mzr. 51:3,7.11)
b. Unsur emosi adalah perubahan perasaan: ada perasaan sedih yang dalam karena dosa-dosa, karena perkara itu dibenci oleh Tuhan dan bertentangan dengan karakter-Nya, bukan karena rasa malu tetapi karena penyesalan.
c. Unsur kemauan haruslah muncul setelah unsur intelektual dan emosi muncul kemauan yang dimaksud disini adalah kemauan untuk berbalik dari dosa-dosa mereka dan kemauan untuk hidup bagi Allah.
Pertobatan haruslah kenyataan pengalaman dan bukannya pernyataan dogma belaka.
5. Iman
Iman adalah elemen atau unsur positif kepada Kristus. Sesudah perubahan pikiran, perasaan dan tujuan hidup maka iman kepada Kristus barulah benar-benar bermamfaat.
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Rm. 10:17)
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibr. 11:1)
Dari kedua ayat ini kita bisa memerincikan pengertian tentang iman, sebagai berikut:
• Kita mendapatkan iman karena Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya.
• Iman mengandung unsur berharap, meskipun tidak semua harapan itu iman.
• Kita berharap berdasarkan Firman Tuhan, bukan berdasarkan hasil analisa atau perhitungan manusia. Kalau Allah berbicara kepada kita, meskipun tidak ada dasar untuk berharap, tapi kita tetap berharap dan percaya, inilah yang disebut iman. Misalnya, seorang siswa yang yakin bahwa dia akan lulus ujian karena memang selama ini dia juara kelas terus, ini bukanlah iman. Itu memang wajar demikian. Juga, seorang yang yakin bahwa tahun depan dia akan bisa membeli sebuah mobil, karena setiap bulan dia menabung uang yang cukup, inipun juga bukan iman.
• Yang kita harapkan tersebut belum terjadi atau tidak kelihatan (Roma 8:24-25). Bukan juga karena mendapat info lebih awal.

Inti Iman
Dari semua kebenaran firman Tuhan yang kita imani, ada kebenaran yang merupakan inti dari iman seorang Kristen. Inti dari kebenaran ini ada di I Korintus 15:3-4, ialah:
• bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
• bahwa Ia telah dikuburkan,
• dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
Ini merupakan inti dari iman, tanpa iman akan hal ini maka iman terhadap hal-hal yang lain tidaklah ada gunanya. Iman sangat penting dalam kehidupan manusia, dan Ibr 11:6 mengatakan tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan. Iman adalah anugerah Tuhan, yang diberikan sehingga menggerakkan manusia percaya kepada Kristus. Jadi, keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus. Allah yang membuat jalan atau cara untuk manusia diselamatkan, dan saya percaya bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui diri Yesus Kristus, dan tidak ada cara lain untuk manusia diselamatkan hanya melalui iman didalam Yesus Kristus, dan tidak ada jalan lain ( Yoh. 14:6 ).

C. ASPEK KESELAMATAN
Dalam pembahasan tentang cara keselamatan, bahwa pada intinya cara untuk manusia diselamatkan adalah melalui kematian Yesus diatas kayu salib. Dan kematian Kristus memberikan aspek-aspek yang sangat penting dalam keselamatan orang percaya kepada-Nya.
1. Kelahiran baru (regenerasi)
Regenerasi harus dibedakan dengan pertobatan. Pertobatan menunjuk pada respon dari manusia pada tawaran Allah untuk keselamatan. Regenerasi adalah sisi lain dari pertobatan hal itu adalah tindakan Allah. Regenerasi adalah suatu tindakan dimana Allah memberikan hidup kepada orang percaya. Kelahiran baru adalah kelahiran spiritual sebagai kontras dengan kelahiran yang pertama yang adalah suatu kelahiran secara fisik. Regenerasi terjadi secara instan: sebagaimana seorang anak yang lahir pada saat tertentu dalam kelahiran fisik, demikian pula kelahiran secara spiritual terjadi secara instan pada waktu Roh Kudus memberikan hidup baru. Kelahiran baru bukanlah hasil dari pengalaman manusia. Dalam Yoh. 1:13: mengidikasikan kelahiran baru itu bukan di sebabkan oleh kehendak manusia. Tetapi regenerasi merupakan tindakan Allah, bukan suatu kerjasama antara Allah dan manusia ( Tit 3:5; Yeh 36:25-27 ). Namun demikian hal itu bukan mengatakan bahwa iman tidak dibutuhkan dalam keselamtan. Hal itu dapat menyatakan bahwa regenerasi dan iman adalah terpisah, tetapi mereka muncul secara simultan. Keduanya ada berdampingan dalam Yoh. 1:12-12; pada saat kita menerima Kristus (percaya), orang itu menjadi telah dilahirkan dari Allah. Dan hal ini tentu saja ada suatu misteri disini yang melampaui pembaharuan manusia.
2. Pembenaran
Apabila berbicara mengenai pembenaran harus diakui ada banyak definisi-definisi yang keluarkan oleh pada teolog, tetapi banyak sekali bersifat sangat relatif. Definisi untuk pembenaran disini adalah tindakan Judical Allah, dimana karena adanya Yesus Kristus, orang-orang erdosa dibenarkan oleh sebab iman kepada pengorbanan Yesus Kristus. Allah menyatakan orang-orang berdosa itu benar dan bebas dari hukum tabiat, dan diperbaharui yang dulunya Allah menghukum mereka dan sekarang menyatakan mereka tak bersalah, tanpa dosa. Allah membebaskan orang-orang berdosa yang beriman kepada Kristus dan menyatakan/memvonis mereka sebagai orang benar (Rm. 5:1,16). Jadi yang terlihat dalam penyataan sebagai orang benar ialah: pembebasan, pengakuan, pengampunan, pengangkatan resmi dan restorasi atau pemindahan dari pada dosa. Namun pembenaran selalui didahului oleh kelahiran baru (regenerasi).
Ada tiga akibat pembenaran:
a. Adanya pembebasan dari hukuman (Rm. 8:1,33,34)
b. Pembebasan dari murka Allah yang menimpa manusia beriman sebagai akibat dosanya (1 Ptr. 2:24).
c. Adanya pemulian yang akan terjadi dikala orang-orang beriman dibangkitkan (Rm. 8:30)
Jadi pembenaran adalah karunia yang diberikan melalui anugerah Allah (Rm. 3:4) dan terjadi pada saat seseorang memiliki iman kepada Kristus (Rm. 4:2; 5:11). Dasar dari pembenaran adalah kematian Kristus (Rm. 5:9). Melalui pembenaran Allah mempertahankan integritas-Nya dan standar-Nya bersamaan dengan itu dapat masuk dalam persekutuan dengan orang berdosa, karena mereka kebenaran Kristus diperhitungkan pada mereka.
3. Adopsi (pengangkatan menjadi anak)
Aspek dari keselamatan yang berikutnya adalah adopsi atau pengangkatan menjadi anak. Istilah adopsi menunjukkan pada peristiwa penempatan melalui suatu upacara resmi dimana seorang anak itu dinyatakan sebagai anak resmi menurut hukum yang berlaku. Sedangkan dalam arti teologisnya adalah kita menjadi anak dalam keluarga Allah sehingga dengan demikian dari segi pandangan manusia sebagai anak kita memiliki nama keluarga (Ef. 3:14,15), sebagai anak kita juga memiliki persamaan-persamaa dalam keluarga (Kol. 3:20) dan sebagai anak kita memiliki sifat orang tua kita (2 Ptr. 1:4; Yoh. 1:12). Dan dari segi allah sebagai anak kita menjadi obyek kasih-Nya yang istimewa (Yoh. 17:22-23; 16:17) dan yang paling sangat menarik dari adopsi ini adalah kita menjadi ahli waris oleh Allah bersama-sama dengan Kristus (1 Ptr. 1:3-5; Rm. 8:17) seorang beriman diberikan kedudukan sebagai anak dan anggota keluarga. Jadi berhak sebagai pewaris kekayaan Bapa.

4. Pengudusan/Penyucian
“Pengudusan” adalah perbuatan memisahkan diri dari kejahatan dan perbuatan mengabdikan diri kepada Tuhan (Rom.12:1-2;1Tes.5:23;Ibr.13:12). Alkitab mengajarkan bahwa “tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan” (Ibr.12: 14). Dengan kuasa Roh Kudus orang percaya sanggup mematuhi perintah “Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus” (1 Ptr. 1 : 15-16).
Pengudusan tampak atau nyata dalam kehidupan orang percaya dengan mengakui identifikasinya dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, dan oleh iman setiap hari memperhitungkan kenyataan persatuan itu, dengan menyerahkan setiap kemampuan secara terus menerus kepada kekudusan Roh Kudus (Rom.6 : 1-11; Gal. 2 : 20; Flp.2 : 12-13; I Ptr: 5).
Dalam Bahasa Ibrani dan Yunani istilah “Pengudusan”, orang suci yang berarti pengabdian, penahbisan dan kekudusan, semuanya berhubungan dengan gagasan pemisahan.
Sebenarnya konsep inti dari istilah “pengudusan” adalah pemisahan. Dikuduskan berarti dipisahkan dari dosa supaya dipisahkan bagi Tuhan dan untuk penyembahan yang penuh hormat dan sukacita dan untuk pelayanan kepada Tuhan. Keimaman orang Lewi di Perjanjian Lama dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kemah suci dan, kemudian hari, bait suci kaya dengan perbandingan tipologi. Apa yang dipersembahkan kepada selalu merupakan tekanan yang utama. Misalnya benda-benda kudus yang digunakan dalam kemah suci dan bait suci dipisahkan dari penggunaan yang biasa. Benda benda itu tidak boleh di bawa pulang ke rumah orang Israel dan digunakan. Bukan itu yang membuatnya kudus. Sebelum dibawa masuk ke kemah suci dan benar-benar digunakan untuk beribadat kepada Tuhan. Oleh sebab itu, dalam konsep pemisahan ini termasuk tekanan positif yang kuat pada pengadian, yaitu dipisahkan kepada Tuhan dan bagi ibadah serta pelayanan-Nya. Demikian pula Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus ”Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah orang yang najis, maka Aku akan menerima kamu” (II Kor. 6:17-18). Himbauan-himbauan untuk hidup murni dan khusus berdasarkan pada kenyataan bahwa orang percaya adalah umat Tuhan, perilaku kita memuntut bahwa orang percaya memiliki cara hidup yang berbeda dengan dunia. Pengudusan dalam kehidupan orang percaya adalah berpusat pada Tuhan dalam diri Yesus Kristus (1 Kor.1:30). Pegudusan hanya di dalam Tuhan dan Tuhan merupakan sumber pengudusan (Yoh.17:19). Pengudusan adalah merupakan pekerjaan Tuhan yang dianugerahkan dalam hidup setiap orang percaya. Ini hanya dapat diterima oleh iman bukan karena perbuatan baik manusia (Ef. 2:8-9). Pengudusan tidak diperoleh karena usaha-usaha manusia, akan tetapi dikerjakan oleh Tuhan atau dibayar dengan kematian-Nya di kayu salib. Dia sudah membeli dengan darah-Nya untuk pengudusan orang percaya. Oleh karena kehendak-Nya setiap orang percaya telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya. (Ibr.10:10).
Dengan demikian pengudusan orang percaya merupakan inisiatif Tuhan sendiri tanpa ada campur tangan manusia. Akan tetapi manusia memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan kekudusan itu di dalam kehidupan sehari-hari (Flp. 2:12-13). Tuhan menciptakan manusia dengan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan yang baik, yang sesuai dan yang berkenan dengan kehendak Tuhan. Dalam hal ini peranan Roh Kudus sangat penting.
Aspek keselamatan ini itu terjadi pada saat yang bersamaan ketika kita menerima Yesus Kristus,tetapi dalam hal ini tidak menuntut kemungkinan lepas dari tanggung jawab kita sebagai wujud kita menghargai anugerah Tuhan. Keselamatan yang Allah berikan itu kekal dan Allah menjamin keselamatan orang pilihan-Nya ( Yoh. 10:27-30 ), dengan kata lain sekali selamat tetap selamat dan tidak ada seorangpun yang dapat melepas mereka dari tangan Bapa. Dalam Filipi 2: 12-13; dengan jelas ayat ini menekankan tanggung jawab kita untuk hidup dan menunjukkan buah-buah keselamatan itu, bukan berarti kita melakukan perbuatan baik atau yang benar untuk memperoleh keselamatan. Perbuatan baik tidak memberikan keselamatan tetapi keselamatan hanya karena iman kepada Yesus Kristus, sebab Allah-lah yang mengerjakan keselamatan itu dalam diri kita dan kita dituntut untuk menghasilkan buah yang sesuai dengan keselamatan itu, kalau kita orang adalah yang diselamatkan, kalau kita adalah orang yang sudah diselamatkan maka kita hidup menghargai anugerah itu. Jadi, dalam posisi kita dihadapan Allah adalah orang yang sudah diselamatkan, sedangkan dalam perbuatan dan kehidupan kita sehari-hari kita sedang mengalami proses pengudusan, walaupun dalam perjalanan proses ini kita sering jatuh bangun tetapi Roh Kudus akan menganngkat dan membangkitkan kita kembali sampai kita dipanggil dari dunia ini.


VI. GEREJA

A. ISTILAH GEREJA
Gereja merupakan tiang dan dasar kebenaran (1 Tim. 3:15), artinya:
1. Tiang berarti memegang, memelihara, menjunjung dan memberitakan kebenaran tentang Kristus dan ajaran-Nya
2. Dasar berarti gereja dapat menjadi dasar bagi orang-orang yang mencari kebenaran sejati. Orang dapat mengandalkan Gereja mengenai kebenaran. Inilah Gereja yang benar-benar Gereja! Itu akan terjadi kalau gereja benar-benar berdiri diatas kebenaran dan menjadi pembela kebenaran.
Apabila membahas tentang istilah Gereja ada dua kata Yunani untuk Gereja:
1. ”Ekklesia” adalah perhimpunan orang-orang yang dipanggil keluar bersama-sama dari dunia yang gelap kepada terang.
2. ”Kuriakun” adalah kelompok orang-orang yang menjadi milik Tuhan.
Jadi apabila digabungkan dari kedua istilah diatas dapat disimpulkan adalah perhimpunan orang-orang yang dipanggil keluar dari dosa/dunia untuk menjadi milik Tuhan (1 Kor. 1:2; Gal. 3:29).

B. CAKUPAN GEREJA
Apabila membicarakan mengenai cakupan gereja dapat kita temukan ada tiga cakupan yaitu:
1. Gereja Lokal Tunggal
Penggunaan yang paling umum dari kata Gereja di PB ditunjukkan pada sekelompok orang percaya yang diidentifikasikan sebagai jemaat lokal. Gereja lokal bisa dikatakan tempat dimana kita bersekutu dan berbakti secara rutin. Kitab PB memberikan gambaran tentang gereja lokal, misalnya: gereja di Yerusalem, di Antiokhia, di Asia Kecil, di Roma, di Korintus, di Galatia, di Tesalonika dan di romah Filemon (Kis. 8:1,11,22; 16:5; Rm. 16:5; 1 Kor. 1:2; Gal. 1:2; 1 Tes. 1:1; Fil. 2). Orang percaya mula-mula tidak memiliki gedung khusus untuk bertemu. Oleh karena itu mereka berkumpul dirumah-rumah. Orang percaya mula-mula berkumpul untuk beribadah (1 Kor. 11:8), persekutuan (Kis. 2:45-46; 4:31), pengajaran (Kis. 2:42; 1 Kor. 4:17). Akibatnya banyak orang yang terus-menerus diselamatkan (Kis. 2:47).
2. Gereja Lokal yang Tampak
Gereja ini adalah kumpulan orang percaya yang tersebar diberbagai desa, kota, daerah, negara, dunia dan gereja ini mencakup seluruh dominasi gereja yang ada didunia ini.
3. Gereja Universal
Gereja Universal terdiri dari orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus (lahir baru) di seluruh dunia dan disegala zaman termasuk yang sudah ada di surga (Ef. 1:22-23; Ibr. 12:23). Gereja Universal pada zaman ini dilahirkan dari Roh Kudus dan oleh Roh yang sama telah dibabtis kedalam Tubuh Kristus (1 Kor. 12:13; 1 Ptr. 1:22-23). Penekanan khusus dari gereja Universal adalah kesatuannya, baik Yahudi maupun non Yahudi, semuanya membentuk satu tubuh dalam kesatuan yang dihasilkan oleh Roh Kudus (Gal. 3:28; Ef. 4:4). Gereja universal disebut juga sebagai gereja yang tidak kelihatan dan gereja lokal tunggal dan tampak sebagai gereja yang kelihatan. Gereja yang tidak kelihatan menekankan natur yang sempurna, benar dan rohani dari sebuah gereja. Istilah tidak kelihatan juga digunakan untuk mengindikasikan bahwa keanggotaan pasti tidak dapat diketahui, dan dalam realitasnya, para anggotanya secara keseluruhan dapat dilihat.


VII. ESKATOLOGI

A. ISTILAH
Kata Eskatologi berasal dari bahasa Yunani : eskhatos yang berarti akhir zaman. Jadi Eskatologi adalah ilmu teologi yang berbicara tentang hal-hal yang bertalian dengan akhir zaman. Dengan Eskatologi ini terkait beberapa istilah dan pengertian yang lain seperti : Kedatangan Kristus yang kedua kali, kebangkitan daging, penghakiman dan kerajaan seribu tahun dan juga tanda-tanda atau hal-hal yang mendahului akhir zaman itu. Istilah ini disebut juga dalam berbagai bentuk, misalnya : Hari Tuhan (Kis. 2:20; II Petr.3:10 dan I Tes.5:2), Hari Kristus (Flp. 1:10), Hari Terakhir (Mat. 7:22), Akhir Zaman (Yoh. 6:39). Umumnya, kalau berbicara tentang akhir zaman maka biasanya pemikiran tertuju kepada nasib orang perorang yang ditentukan pada penghakiman yang diadakan pada saat itu. Tetapi sebenarnya Alkitab sendiri lebih cenderung membicarakan Penggenapan Kerajaan Allah yang mencakup bumi yang diperbaharui. Yesaya menyebutnya : langit baru dan bumi baru (Yes. 65:17; 66:22).
Selain itu, ada juga kecenderungan untuk menaruh perhatian terhadap suatu masa yang akan datang, kelak, yang merupakan saat yang tiba-tiba datang dengan gejala-gejala alam yang dahsyat menghancurkan bumi ini atau saat dimana orang jahat akan dihukum dan orang saleh akan mendapatkan damai sejahtera. Tetapi dalam Alkitab diperlihatkan adanya dua tahapan atau jenis akhir zaman, yakni yang pertama : yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yaitu tentang kedatangan seorang Mesias dari keturunan Daud (Yes. 9:6-7); 11:1 dst.; Yer. 23:5-6), Anak Manusia yang turun dari Sorga (Dan. 7:13-14), Hamba yang menderita (Yes. 53). Yang kedua yakni : sebagai masa penggenapan makna kedatangannya di dunia ini. Dengan kata lain, akhir zaman itu bisa juga dikatakan dimulai pada kenaikan Yesus sampai pada kedatanganNya yang kedua dan makna akhir zaman itu dapat dilihat sebagai penyempurnaan dari apa yang dilakukan oleh Mesias yang datang itu selama hidupnya di dunia ini (Luk. 4:18-21; 10:23-24; Mat. 11:4-5; 13:16-17).

B. MILLENNIUM
Dalam berbicara mengenai Kerajaan Millennium ini, saya akan menguraikan sedikit pandangan dari dua kelompok yang menolak adanya Kerajaan Millennium secara literal. Kelompok Postmillennium menganggap bahwa kerajaan seribu tahun merupakan periode yang sangat panjang dan tidak harus berlangsung secara literal selama seribu tahun. Menurut mereka selama pariode tersebut pemerintahan dan kerajaan Allah tetap berlangsung walaupun tanpa kehadiran Kristus secara fisik di bumi. Secara otomatis kaum ini mengharapkan bahwa suasana dunia makin lama semakin lebih baik. Dan ketika kondisi dunia mencapai puncak kejayaannya, pada saat itulah Kristus datang. Kelompok yang kedua Amillennialisme memiliki cara pandang yang berbeda mengenai kerajaan millennium. Paham ini beranggapan bahwa kerajaan millenium sesungguhnya tidak pernah ada dalam sejarah. Pandangan ini menganggap Wahyu 20 hanya merupakan simbol semata, dan kedatangan Kristus ke dua tidak untuk membentuk / memerintah dalam kerajaan seribu tahun yang nyata, tetapi untuk melakukan pengadilan terakhir bagi semua orang percaya dan tidak percaya.
Dua kelompok di atas pada intinya menolak adanya kerajaan seribu tahun/ millennium tetapi Alkitab dengan jelas mendukung bahwa kerajaan millennium memang ada secara literal. Pengharapan atau ajaran hanya memiliki makna apabila dilandasi serta didukung oleh Alkitab. Doktri kerajaan seribu tahun, yang walaupun hanya dilaporkan dalam wahyu 20:1-6, kebenarannya tetap mutlak karena secara tegas didukung oleh kesaksian Alkitab, baik PL maupun PB. Konsep kerajaan seribu tahun dalam wahyu 20:4 dinyatakan oleh istilah Yunani chilia yang artinya ”seribu”. Pada prinsipnya kata tersebut selalu menjelaskan pengertian angka secara literal, baik dalam PL (Keluaran 20:6; Ulangan 1:21) maupun dalam PB (Markus 6:44; Kisah para Rasul 2:41). Dalam Wahyu 20, istila chilia lebih menekankan konsep kerajaan milenium, di manan gereja bersama Kristus akan memerintah selama seribu tahun secara literal, pemahaman ini diperjelas dengan hadirnya kata kerja basileuo yang berarti ”menjadi raja”. Raja yang dimaksud ialah orang-orang percaya yang akan memerintah bersama Kristus dalam kerajaan damai. Para pakar teologi menyebut kerajaan itu dengan istilah kerajaan milenium. Istilah milenium berasal dari bahsa Latin, yaitu mille dan annus yang artinya ”seribu tahun” kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi sebelum kerajaan millennium didirikan dengan tujuan utnk memerintah sebagai raja dalam kerajaan millennium selama seribu tahun secara literal. Memang kelihatannya kerajaan seribuh tahun secara tegas hanya diperlihatkan dalam wahyu 20, konsep kerajaan ini terungkap secara luas dalam sejumlah ayat-ayat Alkitab.
Kerajaan millenium merupakan penggenapan kerajaan Daud kerena Mesias akan menggenapi janji tentang raja yang akan memerintah di atas tahta Daud (! Raj. 2:4; 9:5) kerajaan ini bersifar universal karena meliputi Israel, untuk menggenapi nubuat PL, dan seluruh dunia supaya menggenapi tujuan Allah untuk mengokohkan Kristus sebagi penguasa dunia. Inilah kerajaan millennium yang penuh kedamaian dan berlangsung di bumi yang akan datang selama seribu tahun. Kristus akan memerintah sebagai Raja (Yes 9:3-7; 11:1-10), dan Yerusalem akan menjadi pusat dunia dan pemerintahan (Zakharia 8:3), dan bangkit secara fisik untuk menyatakan keunggulannya (Zakharia 14:10). Dan pada akhir mellennium orang mati yang tida diselamatkan pada semua zaman akan dibangkitkan dan dihakimi di depan tahta putih mereka akan divonis dan dilemprkan ke lautan api, sebagai tempat tinggal mereka yang terakhir (Wahyu 20:11-15), termasuk si jahat antikris dan para nabi palsu juga akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:10).
Dari penjelasan yang telah saya jelaskan diatas dan dari semua yang saya pelajari baik dari buku-buku dan terlebih Alkitab yang menjadi standar kebenaran dan menjadi tolak ukur kebenaran. Dan saya menyatakan bahwa saya percaya bahwa kedatangan Kristus ke dua kali akan terjadi sebelum kerajaan millennium, di dahulukan pada peristiwa pengangkatan orang kudus sebelum masa tribulasi dimana Yesus diawan-awan mengangkat orang percaya, ini tahap pertama Yesus datang yaitu tujuan untuk penganngkatan. Tahap ke dua kedatangan Kristus kedua yaitu pada peristiwa Yesus datang bersama orang-orang kudus untuk berperang dan menghancurkan antikristus dan pengikutnya serta mendirikan Kerajaan Seribu Tahun dan memerintah sebagai Raja. Pada kesimpulannya bahwa kerajaan seribu tahun ada dibumi secara literal dan ini pasti terjadi. Jadi, saya dengan tegas menyatakan bahwa saya memegang pandangan Premillennium.

C. PAROUSIA
Peristiwa pengangkatan gereja merupakan salah satu pusat pengharapan eskatologis orang-orang percaya. Keyakinan ini berhubungan sangat erat dengan ajaran kedatangan Kristus yang kedua. Secara terminologi, kedatangan Mesias ke dunia dapat dipahami melalui istilah Yunani Parousia, yang berarti ” kedatangan” atau ” penampakan”, sebagaimana dicatat dalam 1 Tesolanika 4:15. Kata parousia berasal dari kata para, yang artinya ”dengan”, dan ousia, yang artinya ” ada” (dari eimi ). Jadi dua kata tersebut berarti ” kedatangan” atau ” hadir bersama”.
Dalam perkembangannya secara teknis kata parousia seringkali di gunakan dalam beberapa tradisi tertentu:
1.Kaum Helenisme menggunakan kata parousia untuk menjelaskan ” kunjungan seorang raja” atau ” kehadiran para dewa”.
2. Kaum Yudaisme menggunakan kata parousia sehubungan dengan adanya ”pengharapan akan kedatangan Allah” dan ”pengharapan akan Mesias”. Dalam Perjanjian Baru kata tersebut digunakan untuk menerangkan konsep tentang ” kedatangan Kristus yang ke dua”, yakni sebagai antisipasi Yesus sendiri untuk mendirikan Kerajaan Allah. Kata Parousia, secara literal berarti ”keberadaan”. Kata ini menunjuk pada ”kehadiran” atau kedatangan Yesus yang ke dua. Kebenaran ini terbukti di dalam 1 Tesolanika 4:15, dimana kata tersebut menerangkan konsep tentang kedatangan Kristus untuk mengangkat orang-orang percaya agar mereka dapat berkumpul bersama-sama dengan-Nya di angkasa.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa parousia atau kedatangan Kristus ke dua pada prinsipnya akan terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama, Kristus akan datang dan hadir dianrata awan atau udara untuk mengangkat gereja-Nya. Dalam tahap ini orang-orang kudus yang diangkat sebelum masa tribulasi dan tubuh mereka diubah dengan sekejab mata menjadi tubuh kemuliaan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu lagi sama seperti tubuh Tuhan Yesus yang kekal. Sedang dalam tahap kedua ini, Kristus akan datang bersama-sama orang-orang kudus dan berperang melawan antikris dan pengikutnya. Kristus akan datang dengan menginjakkan kaki-Nya ke bumi bersama-sama umat-Nya untuk memerintah dikerajaan damai selama seribu tahun. Orang-orang yang dipimpin dalam kerajaan seribu tahun adalah orang-orang yang masih hidup dalam masa tribulasi, baik orang berdosa maupun orang percaya yang belum sungguh-sungguh percaya kepada Kristus yang tertinggal ketika peristiwa pengangkatan sebelum tribulasi.
Jadi, pengangkatan ( repture ) akan terjadi sebelum masa tribulasi, dan ini tahap pertama kedatangan Kristus ke dua.